Harga MinyaKita Turun Jadi Rp17.000 Per Liter

MinyaKita.
Sumber :
  • Dokumentasi Kemendag.

Jakarta, VIVA - Menteri Perdagangan, Budi Santoso memastikan, saat ini harga minyak goreng kemasan sederhana alias Minyakita, sudah turun ke harga Rp17.000 per liter. Padahal, sebelumnya Budi sempat mengatakan bahwa harga MinyaKita adalah sebesar Rp17.200 per liter pada momen Nataru lalu.

Bahkan, Mendag mengaku pihaknya mendapat informasi soal adanya temuan harga MinyaKita sebesar Rp15.500 per liter. Dan harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan adalah sebesar Rp15.700 per liter.

"Sekarang (harga MinyaKita) kan sudah turun, rata-rata (di harga) Rp17.000 per liter. Kemarin waktu di Surabaya itu malah Rp15.500 per liter di pasar, HET-nya Rp15.700. Itu di Pasar Sedati di Surabaya," kata Budi, Sabtu 11 Januari 2025.

Kemendag telah menemui pihak distributor MinyaKita, guna membahas asal muasal penyebab harga MinyaKita bisa sampai melonjak. Beberapa pendapat menyebut bahwa kenaikan harga MinyaKita disebabkan karena aspek distribusi belum berjalan baik pasca Nataru lalu.

"Jadi kemarin udah ada konfirmasi dari para pemasok bahwa memang pasokannya itu sesuai dengan aturan ya, dari produsen D1, D2," kata Mendag.

"Terus kemarin karena mungkin liburan itu ya, jadi belum terdistribusi dengan baik. Karena sebagian libur sampai tanggal 6 (Januari 2025). Sekarang kan harga udah mulai normal," ujarnya.

Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso di Bandung Barat

Photo :
  • Ist

Diketahui, sebelumnya Mendag Budi sempat menyampaikan bahwa harga MinyaKita terpantau semakin mahal. Harga minyak goreng kemasan sederhana itu saat ini secara rata-rata nasional adalah sebesar Rp17.000 per liter.

Meski demikian, nyatanya di pasaran harga MinyaKita bahkan sampai tembus Rp18.000-Rp19.000 per liter. Padahal Harga Eceran Tertinggi (HET) MinyaKita yang ditetapkan pemerintah hanyalah sebesar Rp15.700 per liter.

Mendag Budi juga mengatakan, kenaikan harga MinyaKita saat ini disebabkan karena masalah keterlambatan distribusi pasokan.

"Jadi ada keterlambatan pasokan. Tetapi stok kami yakinkan di distributor sebenarnya ada, masih banyak, cuma terlambat," ujarnya.