Emas dan Perak Jadi Andalan Investor, Ini Ramalan Harga di 2025

Ilustrasi Emas
Sumber :
  • Pexels.com

Jakarta, VIVA – Emas dan perak merupakan salah satu investasi yang menjadi andalan, terutama di tengah ketidakpastian ekonomi global. Kedua logam mulia ini sering dianggap sebagai perlindungan terbaik saat inflasi meningkat atau pasar mengalami penurunan. 

Namun, bagaimana prediksi harga emas dan perak menjelang 2025? Menurut laporan dari Morgan Stanley Wealth Management, emas lebih stabil dibandingkan perak dan sering digunakan sebagai diversifikasi portofolio yang lebih kuat. 

Sementara itu, perak lebih dipengaruhi oleh perubahan ekonomi karena separuh penggunaannya terkait dengan industri berat dan teknologi tinggi seperti panel surya, perangkat elektronik, dan sistem listrik kendaraan. Alhasil, perak cenderung lebih volatil dibandingkan emas, meskipun keduanya menunjukkan performa yang baik sepanjang 2024.

Ilustrasi emas

Photo :
  • Pixabay

Harga emas mengalami kenaikan signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Di akhir 2023, emas diperdagangkan sekitar USD2.022 per ons, dan kini harganya telah naik 27% menjadi USD2.631,90. Menurut Goldman Sachs Research, emas diprediksi mencapai USD3.000 per ons pada akhir 2025. Kenaikan ini didorong oleh pembelian besar-besaran dari bank sentral di negara berkembang, terutama China, yang kini menyumbang 48% dari total permintaan bank sentral sejak 2022.

“Kasus bull untuk emas tetap menarik,” kata Michael Hsueh dari Deutsche Bank, seperti dikutip dari Yahoo Finance, Senin, 30 Desember 2024. Dia memperkirakan harga emas rata-rata mencapai USD2.725 per ons pada 2025, dengan rentang harga antara USD2.450 hingga USD3.050.

Di lain sisi, harga perak juga mencatat kenaikan signifikan, dari USD24,09 per ons di akhir 2023 menjadi USD29,968 saat ini. Namun, pasar perak lebih kecil dibandingkan komoditas lain seperti tembaga dan emas, sehingga perubahan kecil dalam pasokan atau permintaan dapat berdampak besar. 

Maria Smirnova dari Sprott menjelaskan bahwa pasokan perak stagnan sejak 2014, meskipun permintaan terus meningkat. Menurut The Silver Institute, pasokan perak global akan turun 1% pada 2024, menambah tekanan pada pasar yang sudah mengalami defisit. "Kekurangan pasokan ini membuat harga perak berpotensi naik hingga 30%," tambahnya.