Saham Big Banks Indonesia Turun, Jangan Lewatkan Peluang Ini!
- freepik.com/rawpixel.com
VIVA – Saham-saham bank besar di Indonesia, seperti PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), mengalami penurunan harga yang signifikan dalam beberapa pekan terakhir. Artikel ini akan membahas saham-saham tersebut secara lebih dalam.
1. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA)
Saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mengalami penurunan harga sebesar 0,26% pada 20 Desember 2024, dengan harga saham tercatat di Rp 9.650. Dalam satu pekan terakhir, saham BBCA turun hingga 3,74%. Meski harga sahamnya turun, kinerja laba bersih BBCA tetap menunjukkan hasil yang impresif.
Hingga November 2024, laba bersih BBCA tercatat mengalami kenaikan sebesar 14,31% atau mencapai angka Rp 50,47 triliun. Investor yang fokus pada fundamental perusahaan akan melihat bahwa meski harga saham sementara anjlok, laba yang terus tumbuh menjadi indikator positif dari kinerja BBCA di masa mendatang. Selain itu, BBCA dikenal dengan kebijakan dividen yang stabil dan menarik, memberikan daya tarik lebih bagi investor yang mencari pendapatan pasif.
2. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI)
Saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) tercatat turun 0,73% pada 20 Desember 2024, dengan harga saham mencapai Rp 4.060. Dalam satu pekan terakhir, saham BBRI juga mengalami penurunan sebesar 3,10%. Meskipun begitu, kinerja laba bersih BBRI tetap menunjukkan angka positif meskipun ada sedikit penurunan laba.
Pada Oktober 2024, laba bersih bank hanya tercatat sebesar Rp 4,1 triliun, yang mengalami penurunan sebesar 8,2% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Namun, laba bersih bank secara keseluruhan selama 10 bulan pertama 2024 tetap menunjukkan kenaikan sebesar 5,3% yoy, mencapai Rp 45,7 triliun. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun ada tekanan jangka pendek, BBRI tetap memiliki kekuatan fundamental.
3. PT Bank Mandiri Tbk (BMRI)
PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) tercatat stagnan pada harga saham Rp 5.675 pada perdagangan 20 Desember 2024, dengan penurunan sebesar 4,62% dalam satu pekan terakhir. Meskipun harga sahamnya tidak mengalami perubahan signifikan, BMRI tetap mencatatkan laba bersih yang solid.
Hingga November 2024, BMRI melaporkan laba bersih sebesar Rp 47,17 triliun, meningkat 4,67% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Penurunan harga saham ini dapat dianggap sebagai kesempatan bagi para investor jangka panjang untuk membeli saham BMRI pada harga yang lebih rendah. Bank ini juga dikenal dengan imbal hasil dividen yang stabil, dengan estimasi yield sekitar 6%, yang menjadi daya tarik tersendiri bagi para investor yang mencari investasi dengan return yang konsisten.
4. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI)
Saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) tercatat melemah 1,16% pada 20 Desember 2024, dengan harga saham berada di angka Rp 4.260. Dalam satu pekan terakhir, saham BBNI mengalami penurunan yang cukup signifikan hingga 8,19%. Walaupun harga saham BBNI terjun cukup tajam, bank ini tetap mencatatkan laba bersih yang positif.
Hingga November 2024, BBNI mencatatkan laba bersih sebesar Rp 19,81 triliun, meningkat 4,04% dibandingkan tahun sebelumnya. Selain itu, BBNI juga menawarkan imbal hasil dividen sekitar 6%, menjadikannya pilihan yang menarik bagi investor yang tertarik pada saham dengan potensi pendapatan pasif yang baik di tengah ketidakpastian pasar.
Keempat saham bank besar Indonesia, yaitu BBCA, BBRI, BMRI, dan BBNI, meskipun mengalami penurunan harga dalam jangka pendek, tetap menawarkan prospek yang menjanjikan dalam jangka panjang.
Penurunan harga saham ini membuka peluang bagi investor untuk membeli saham pada valuasi yang lebih menarik. Keempat bank ini mencatatkan laba yang solid, mencerminkan kekuatan fundamental mereka meskipun ada tekanan pasar.
Dividen yang ditawarkan, dengan imbal hasil yang menarik, memberikan perlindungan bagi investor dari penurunan harga saham. Didorong oleh reformasi ekonomi Indonesia, sektor perbankan diharapkan dapat tumbuh dengan pesat dalam beberapa tahun ke depan, menjadikannya pilihan investasi yang menarik.