Dari Dulu Hingga Kini: Bagaimana Toyota Menjaga Kualitas Produknya?

Ilustrasi Mobil Toyota
Sumber :
  • toyota.astra.co.id

VIVA – Toyota Motor Corporation, yang didirikan pada tahun 1937 oleh Kiichiro Toyoda, telah berkembang dari sebuah perusahaan kecil di Jepang menjadi salah satu produsen otomotif terbesar dan paling dihormati di dunia. Keberhasilan ini bukanlah hasil kebetulan, melainkan buah dari inovasi yang berkelanjutan, adaptasi terhadap dinamika pasar global, serta komitmen yang tak tergoyahkan terhadap kualitas produk dan efisiensi proses.

Toyota tidak hanya menjadi pelopor dalam hal produksi kendaraan tetapi juga telah menciptakan paradigma baru dalam dunia manufaktur dengan memperkenalkan Toyota Production System (TPS), sebuah pendekatan revolusioner yang berfokus pada eliminasi pemborosan, peningkatan efisiensi, dan penerapan prinsip perbaikan berkelanjutan.

Akar TPS dapat ditelusuri kembali ke awal abad ke-20, ketika Sakichi Toyoda, pendiri Toyota Group, menciptakan mesin tenun otomatis yang mampu berhenti secara otomatis jika terjadi kesalahan. Penemuan ini mencerminkan konsep "Jidoka," atau otomatisasi dengan sentuhan manusia, yang menjadi salah satu pilar utama TPS. Konsep Jidoka memungkinkan proses produksi berjalan dengan efisien tanpa mengorbankan kualitas, karena setiap masalah dapat segera terdeteksi dan diperbaiki.

Pada era 1930-an, Kiichiro Toyoda, putra Sakichi, memperkenalkan konsep "Just-in-Time" (JIT), yang menekankan produksi dan pengiriman komponen sesuai kebutuhan. Tujuannya adalah mengurangi persediaan berlebih yang memakan biaya dan ruang, sehingga seluruh proses produksi menjadi lebih ramping dan responsif terhadap permintaan pasar.

Setelah Perang Dunia II, Toyota menghadapi berbagai tantangan ekonomi dan keterbatasan sumber daya. Kondisi ini memaksa perusahaan untuk mencari cara baru dalam meningkatkan efisiensi produksi. Taiichi Ohno, seorang insinyur Toyota, memainkan peran penting dalam menyempurnakan TPS. Ia memperkenalkan metode untuk mengidentifikasi dan menghilangkan tiga jenis inefisiensi utama, yaitu "muda" (pemborosan), "mura" (ketidakseimbangan), dan "muri" (kelebihan beban). Dengan demikian, TPS memungkinkan Toyota untuk mencapai efisiensi tinggi sekaligus mempertahankan kualitas produk yang konsisten.

Salah satu alat utama yang diperkenalkan dalam TPS adalah "Kanban" sebuah sistem penjadwalan visual yang mengontrol aliran produksi dan persediaan. Dengan menggunakan kartu sebagai penanda, Kanban memastikan bahwa setiap tahap produksi hanya menghasilkan jumlah yang dibutuhkan untuk tahap berikutnya.

Hal ini tidak hanya mengurangi pemborosan tetapi juga memastikan bahwa seluruh proses berjalan lancar tanpa hambatan. Selain itu, Toyota juga menerapkan "Heijunka," atau perataan produksi, untuk menghindari fluktuasi beban kerja. Dengan meratakan volume dan variasi produksi, perusahaan dapat meningkatkan efisiensi sekaligus mengurangi stres pada pekerja.

Budaya kerja di Toyota juga menekankan pentingnya "Genchi Genbutsu" yang secara harfiah berarti "pergi dan lihat sendiri" Prinsip ini mendorong manajer dan karyawan untuk memahami masalah langsung di lapangan sebelum mengambil keputusan. Dengan pendekatan ini, Toyota memastikan bahwa setiap masalah ditangani dengan cara yang paling efektif berdasarkan kondisi nyata, bukan asumsi. Penerapan Genchi Genbutsu, bersama dengan prinsip-prinsip lain dalam TPS, memungkinkan Toyota untuk menciptakan lingkungan kerja yang kolaboratif, di mana semua karyawan terlibat dalam mencari solusi dan perbaikan.

Selain prinsip Jidoka dan JIT, TPS juga menekankan pentingnya standarisasi kerja sebagai dasar untuk perbaikan berkelanjutan. Dengan memiliki standar yang jelas, karyawan dapat lebih mudah mengidentifikasi penyimpangan dan mencari cara untuk meningkatkan proses. Hal ini juga memungkinkan transfer pengetahuan yang efektif antar tim dan departemen, sehingga konsistensi dalam kualitas dan efisiensi dapat terjaga di seluruh organisasi.

Toyota juga dikenal karena pendekatan holistiknya dalam mengelola rantai pasok. Perusahaan ini menjalin hubungan jangka panjang dengan pemasoknya berdasarkan prinsip kepercayaan dan saling menguntungkan.

Toyota tidak hanya mengharapkan pemasok untuk menyediakan komponen berkualitas tinggi tetapi juga membantu mereka mengadopsi prinsip-prinsip TPS dalam operasional mereka. Dengan cara ini, Toyota memastikan bahwa efisiensi dan kualitas tidak hanya menjadi tanggung jawab internal tetapi juga melibatkan seluruh rantai pasok.

Dalam hal inovasi produk, Toyota telah menetapkan standar tinggi dengan pendekatan Lean Product Development. Proses pengembangan produk di Toyota dimulai dengan penelitian pasar yang mendalam untuk memahami kebutuhan dan preferensi pelanggan. Selanjutnya, tim lintas fungsi bekerja bersama untuk merancang kendaraan yang tidak hanya memenuhi standar kinerja tetapi juga dapat diproduksi secara efisien. Proses ini melibatkan pengujian prototipe yang ketat dan pengumpulan umpan balik dari berbagai pemangku kepentingan untuk memastikan bahwa produk akhir benar-benar sesuai dengan ekspektasi.

Keberhasilan Toyota juga tidak terlepas dari fokusnya pada keberlanjutan. Perusahaan ini telah mengambil berbagai langkah untuk mengurangi dampak lingkungannya, termasuk pengembangan kendaraan ramah lingkungan seperti mobil hibrida dan listrik. Toyota Prius, yang diluncurkan pada tahun 1997 sebagai mobil hibrida pertama di dunia, menjadi bukti nyata komitmen perusahaan terhadap teknologi hijau.

Selain itu, Toyota juga terus mengembangkan kendaraan berbasis hidrogen dan listrik, serta mengadopsi praktik produksi berkelanjutan di pabrik-pabriknya, seperti penggunaan energi terbarukan dan daur ulang material.

Di sisi lain, Toyota tidak melupakan tanggung jawab sosialnya. Melalui berbagai program CSR, Toyota berkontribusi pada pendidikan, pelestarian lingkungan, dan pemberdayaan masyarakat lokal. Salah satu inisiatif yang menonjol adalah dukungan Toyota terhadap pendidikan STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics) melalui kemitraan dengan sekolah dan universitas. Selain itu, Toyota juga aktif dalam upaya pelestarian lingkungan, seperti program penanaman pohon dan rehabilitasi lahan.

Sebagai perusahaan global, Toyota juga telah beradaptasi dengan dinamika pasar internasional. Dengan membangun pabrik di berbagai negara, termasuk Indonesia, Toyota tidak hanya meningkatkan kapasitas produksinya tetapi juga mendukung pertumbuhan ekonomi lokal melalui penciptaan lapangan kerja dan transfer teknologi. Pendekatan ini memungkinkan Toyota untuk lebih responsif terhadap kebutuhan pasar lokal, sekaligus memperkuat posisinya di panggung global.

Ke depan, Toyota terus mempersiapkan diri untuk menghadapi perubahan besar dalam industri otomotif, termasuk pergeseran menuju kendaraan otonom dan sistem mobilitas terintegrasi.

Perusahaan ini telah mengalokasikan sumber daya yang signifikan untuk penelitian dan pengembangan teknologi kendaraan tanpa pengemudi serta sistem transportasi pintar. Dengan visi untuk menciptakan masa depan di mana kendaraan tidak hanya menjadi alat transportasi tetapi juga bagian dari ekosistem teknologi yang terhubung, Toyota menunjukkan bahwa ia siap untuk memimpin industri otomotif ke arah yang baru.

Kesuksesan Toyota merupakan bukti nyata bahwa pendekatan berbasis prinsip, inovasi berkelanjutan, dan kemampuan beradaptasi dengan perubahan pasar dapat menghasilkan dampak luar biasa. Dengan mengembangkan dan menerapkan Toyota Production System (TPS), Toyota telah menciptakan sebuah fondasi yang kuat untuk mempertahankan posisinya sebagai pemimpin dalam industri otomotif global.

Sistem produksi ini, yang mengedepankan penghapusan pemborosan, perbaikan berkelanjutan, dan efisiensi tinggi, telah menjadi acuan bagi banyak perusahaan di seluruh dunia. Toyota tidak hanya fokus pada efisiensi operasional, tetapi juga pada keberlanjutan, dengan mengembangkan kendaraan ramah lingkungan seperti mobil hibrida dan listrik.

Selain itu, Toyota telah menunjukkan kepemimpinan dalam manajemen dan pengelolaan sumber daya manusia, dengan investasi besar dalam pelatihan dan pengembangan karyawan. Ini menciptakan budaya yang berorientasi pada inovasi dan kolaborasi, yang memungkinkan perusahaan untuk terus berkembang dan beradaptasi dengan dinamika pasar global.

Toyota juga dikenal karena keberhasilannya membangun hubungan jangka panjang dengan pemasok dan mitra bisnisnya, yang berfokus pada saling menguntungkan dan kepercayaan. Dengan komitmen terhadap prinsip-prinsip dasar yang kokoh dan kemampuan untuk berinovasi, Toyota terus menginspirasi banyak perusahaan di berbagai sektor.