Energi Mega Persada Anggarkan Rp 192 Miliar Buat Buyback Saham

Ilustrasi wilayah kerja migas yang dikelola Energi Mega Persada Tbk.
Ilustrasi wilayah kerja migas yang dikelola Energi Mega Persada Tbk.
Sumber :
  • EMP.id

Jakarta, VIVA – Emiten Migas dari Bakrie Group, PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG), menyiapkan anggaran untuk melakukan pembelian saham kembali alias buyback, maksimal 10 persen dari modal disetor.

Melalui Keterbukaan Informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Manajemen ENRG melaporkan bahwa pihaknya merogoh kocek hingga US$12 juta, atau sekitar Rp 192,22 miliar dengan asumsi kurs tengah Bank Indonesia (BI) di level Rp 16.019 per US$.

"Perseroan menganggarkan dana sebanyak-banyaknya sebesar US$12.000.000 atau setara dengan Rp 192.228.000.000, untuk Pembelian Kembali Saham Perseroan," kata Manajemen ENRG dalam keterangannya, Kamis, 19 Desember 2024.

Bursa Efek Indonesia (BEI) atau Indonesia Stock Exchange (IDX)

Bursa Efek Indonesia (BEI) atau Indonesia Stock Exchange (IDX)

Photo :
  • vivanews/Andry Daud

Manajemen menjelaskan bahwa pembelian kembali saham (buyback) ini dilakukan, terutama dengan tujuan untuk meningkatkan nilai investasi para pemegang saham ENRG.

Manajemen berharap, dengan mengurangi jumlah saham beredar melalui mekanisme buyback, hal itu akan dapat meningkatkan laba per saham yang dijadikan sebagai tolak ukur tingkat profitabilitas ENRG. 

Di sisi lain, Manajemen ENRG mengatakan bahwa langkah buyback ini juga merefleksikan kepercayaan pihak manajemen, terhadap pertumbuhan kinerja atau performa ENRG saat ini dan di masa mendatang.

Proyek Energi Mega Persada.

Photo :
  • energi-mp.com

Sebab, Manajemen ENRG berkeyakinan bahwa harga saham ENRG di Bursa Efek Indonesia (BEI) saat ini, sejatinya belum mencerminkan nilai fundamental Perseroan dan kinerja ENRG itu sendiri.

"Diharapkan buyback saham ini dapat membantu mencerminkan nilai fundamental ENRG, setelah pembelian kembali saham tuntas dan terjadi peningkatan valuasi," ujarnya.

Diketahui, aksi korporasi buyback saham ENRG ini nantinya akan terlebih dahulu meminta persetujuan para pemegang saham, melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang rencananya akan digelar pada 24 Januari 2025 mendatang.