Bursa Asia Bervariasi, Investor Tunggu Arah Kebijakan Suku Bunga Jepang

Bank of Japan (BOJ)
Sumber :
  • Japan Today

Jakarta, VIVA - Bursa Asia-Pasifik menunjukkan pergerakan fluktuasi pada pembukaan perdagangan, Rabu (18/12/2024). Investor sedang menilai sejumlah data perdagangan Jepang jelang keputusan suku bunga bank pada pekan ini. 

Ekspor Jepang tumbuh 3,8 persen secara tahunan pada bulan November 2024. Hasil tersebut melampaui ekspektasi pasar yang memprediksi kenaikan hanya 2,8 persen.  

Sedangkan, impor susut 3,8 persen pada November 2024. Hal itu jauh di bawah ekspektasi ekonom, yakni 1 persen. 

Angka-angka tersebut menunjukkan neraca perdagangan Jepang mengalami defisit sebesar 117,6 miliar yen atau US$ 765,2 juta. Sementara, ekspektasi pasar memperkirakan defisit sebesar 688,9 miliar yen.

Dikutip dari CNBC Internasional, indeks Nikkei225 dibuka anjlok sebanyak 0,4 persen di awal perdagangan. Sedangkan, indeks Topix menguat tipis 0,1 persen. 

Kospi Korea Selatan ikut melesat 0,6 persen. Berbalil dengan indeks Kosdaq yang justru terkoreksi 0,4 persen. 

Indeks S&P/ASX 200 Australia menguat 0,1 persen. Indeks Hang Seng Hong Kong berada di posisi lebih tinggi, yakni naik dari 19.700,5 menjadi 19.872.

Di samping menunggu keputusan suku bunga bank Jepang, investor di Asia juga menantikan penetapan suku bunga acuan pinjaman bank sentral China yang akan dirilis pada Jumat, 21 Desember 2024.

Suku bunga acuan pinjaman satu tahun akan memengaruhi pinjaman perusahaan dan sebagian besar pinjaman rumah tangga di China. Sementara, suku bunga acuan pinjaman lima tahun berfungsi sebagai patokan untuk suku bunga hipotek.

Saham-saham di indeks Dow Jones Industrial Average rata-rata turun 0,61 persen atau 267,58 poin pada akhir perdagangan Selasa (17/12/2024). Rentetan penurunan Dow dimulai sehari setelah indeks ditutup di atas 45.000 untuk pertama kalinya di awal November 2024. 

Wall Street New York

Photo :
  • VIVAnews/Anton PM/ New York

Pendorong kerugian Dow adalah rotasi ke saham teknologi dan keluar dari beberapa saham ekonomi yang menguat. Kondisi itu menyusul kemenangan Donald Trump pada pemilu Amerika Serikat (AS) tahun ini. 

Indeks S&P 500 juga jatuh 0,39 persen dan ditutup pada level 6.050,61. Nasdaq Composite melemah 0,32 persen berakhir di posisi 20.109,06.

S&P 500 mencapai titik tertinggi baru pada 6 Desember dan berada kurang dari 1% dari level tersebut. Nasdaq mencapai rekor pada hari Senin.