Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Sebut Kondisi PT Semen Padang Sedang Tak Baik-Baik Saja, Keuangan Menurun
- VIVA.co.id/Andri Mardiansyah (Padang)
Padang, VIVA – Wakil ketua Komisi VI DPR RI, Andre Rosiade mengungkap bahwa PT Semen Padang saat ini sedang dalam kondisi sedang tidak baik-baik saja.
Menurut Andre, hal tersebut disebabkan lantaran induk perusahaan yakni PT Semen Indonesia Group (SIG) menerapkan kebijakan operating holding company yang membuat anak-anak perusahaannya tak dapat berbuat banyak, terutama dalam mengelola keuangannya.
"Capaian Semen Indonesia Group di Sumbar memprihatinkan. Nasib Semen Padang sekarang kondisinya secara keuangan menurun. Bahkan pasar di Sumatera Barat pun sudah banyak dimasuki oleh kompetitor," kata Andre Rosiade melalui keterangan resminya, Kamis, 12 Desember 2024.
Bahkan kata Andre, sejak 2018 hingga saat ini (operating holding dilaksanakan), yang terjadi market share Semen Indonesia Group terus berkurang, Ebitda terus berkurang. Hal ini dinilai perlu dievaluasi.
"Kami melihat bahwa perlu ada evaluasi yang menyeluruh, salah satunya bagaimana kebijakan operating holding yang diambil dalam 7 tahun terakhir ini perlu dievaluasi," ujar Andre.
Fraksi Partai Gerindra DPRD Provinsi Sumatera Barat pun terus mendorong pembentukan Panitia Khusus (Pansus) guna menyikapi keluhan dan aspirasi atas kebijakan manajemen PT Semen Padang yang dianggap tidak ada keberpihakan terhadap kontraktor dan suplier lokal
Sebelumnya, Asosiasi Kontraktor dan Supplier Ring Satu Semen Padang (AKSRSSP) bersama tokoh masyarakat Lubuk Kilangan, menyampaikan apresiasi kepada Andre Rosiade sebagai perwakilan di DPR RI dan kader Gerindra di Fraksi DPRD Sumatera Barat.
Ketua Asosiasi, Maimunah menyebut bahwa kebijakan terbaru dari PT Semen Padang yang kini berada di bawah pengelolaan Semen Indonesia, sangat tidak berpihak bahkan berdampak terhadap perputaran ekonomi.
"Dulu, kami para kontraktor dan supplier UMKM masih bisa membeli pasir, semen, dan cat karena ada pekerjaan dari PT Semen Padang. Namun, sekarang, karena kebijakan terpusat di Semen Indonesia, pekerjaan itu hilang. Bahkan jumlah karyawan yang dulu mencapai 5.000 kini tersisa hanya 1.400 orang," tutup Maimunah.