SKK Migas Putar Otak Demi Kejar Target 1.000 Sumur Minyak di 2025
- VIVA.co.id/Fikri Halim
Jakarta, VIVA - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas) menegaskan, dalam upaya mencapai target produksi minyak 1 juta barel dan gas 12 BSCFD di tahun 2030 mendatang, industri penunjang hulu migas dalam negeri memainkan peranan penting guna membantu pemerintah mencapai target tersebut.
Kepala Divisi Prokom SKK Migas, Hudi D. Suryodipuro berharap, dengan adanya peningkatan kapasitas produksi, hal itu nantinya akan dibarengi dengan peningkatan pekerjaan para KKKS yang juga akan berujung pada peningkatan produksi migas.
"Kehadiran industri penunjang yang terus didorong oleh SKK Migas adalah untuk mencapai swasembada energi," kata Hudi dalam keterangannya, dikutip Selasa, 10 Desember 2024.
Terlebih, Budi mengakui bahwa saat ini SKK Migas mempunyai target sekitar 1.000 sumur di tahun 2025 mendatang. Karenanya, peran-peran pelaku industri penunjang hulu migas seperti misalnya PT Rainbow Tubulars Manufacture (RTM), menurutnya benar-benar sangat penting.
Sebab, PT RTM diketahui merupakan satu-satunya industri di Tanah Air, yang memproduksi pipa seamless (pipa tanpa sambungan) untuk kebutuhan pengeboran sumur minyak dan gas.
Di sisi lain, tingginya target SKK Migas juga telah menjadi peluang bagi para perusahaan penunjang untuk terus berproduksi. Utamanya yakni atas kebutuhan Oil Country Tubular Goods (OCTG) atau pipa yang sedang diproduksi PT RTM.
"Tahun ini ada 925 sumur dibor, dan tahun depan kita kejar di atas 1.000 sumur. Kegiatan lain juga akan naik. Sehingga kami berharap dukungan dari teman-teman industri penunjang seperti PT RTM ini akan selalu ada," ujarnya.
Sementara Direktur Komersial dan Bisnis Rainbow Tubulars Manufacture, Rudy Barkeilona mengatakan, awalnya produksi pipa PT RTM lebih banyak diekspor ke berbagai negara seperti Rusia, Kanada, dan Amerika.
Namun saat ini dengan didukung oleh SKK Migas, PT RTM akhirnya memproduksi pipa untuk kebutuhan operasional beberapa kontraktor kontrak kerjasama (KKKS). Misalnya seperti Pertamina EP, Pertamina Hulu Rokan (PHR), Medco E&P Indonesia, Petrochina, dan berbagai perusahaan produksi migas dalam negeri.
"Saat ini 90 persen hasil produksi PT RTM sudah diperuntukan untuk dalam negeri. Sisanya dikirim ke luar negeri. Pipa seamless ini berfungsi sebagai transmisi, mengantar minyak dan gas di sumur bor yang ada di berbagai perusahaan tersebut," ujarnya.