J&T Gandeng 500 UMKM untuk Tingkatkan Bisnis di Era Digital dengan Cara Ini
- Istimewa
Jakarta, VIVA – UMKM saat ini menjadi salah satu yang memegang peranan krusial dalam perekonomian Indonesia. Bagaimana tidak, UMKM berkontribusi lebih dari 60% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dan menyerap hingga 97% tenaga kerja nasional.
Apalagi, jumlah UMKM saat ini mencapai 66 juta unit usaha, sehingga pengembangan di sektor tersebut menjadi prioritas utama untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif. Melihat ini, J&T Express berupaya memberdayakan UMKM melalui acara J&T Connect Preneur Summit yang digelar di Swissotel PIK Avenue, Jakarta.
Acara tersebut bisa merupakan puncak dari rangkaian program J&T Connect Preneur yang dirancang untuk membekali pelaku UMKM dengan wawasan dan koneksi strategis. Lebih dari 500 pelaku UMKM dari berbagai daerah hadir dalam acara bertema 'Unleash Abilities Beyond Limits' tersebut.
Iwan Senjaya selaku Key Account J&T Express mengungkapkan, UMKM perlu terus beradaptasi dengan perubahan lanskap bisnis yang semakin didominasi oleh digitalisasi. “Sejak 2016, kami telah menjalankan berbagai program strategis melalui inisiatif seperti J&T Connect, yang bertujuan untuk membangun koneksi, berbagi inspirasi, dan memperkuat kolaborasi di antara pelaku UMKM,” ujarnya saat ditemui di lokasi, Selasa, 3 Desember 2024.
Sementara itu, Ali Alkatiri, Asisten Deputi Kemenkop-UKM, menjelaskan bahwa kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan pelaku UMKM menjadi kunci untuk mengatasi berbagai tantangan ke depan. “Tantangan logistik, keterbatasan modal, dan literasi digital masih menjadi hambatan utama bagi UMKM. Sinergi yang kuat diperlukan untuk menciptakan solusi inovatif dan berkelanjutan,” ungkap dia.
Acara ini sendiri menghadirkan 14 pembicara dalam diskusi panel dan lokakarya, dengan topik seperti tren social commerce, keberlanjutan bisnis, hingga tantangan UMKM satu dekade ke depan.
"UMKM diharapkan mampu terus beradaptasi, berinovasi, dan bertumbuh agar tetap relevan dan berdaya saing," kata Iwan Senjaya.