Targetkan RI Swasembada Aluminium, MIND ID Genjot Kapasitas Produksi dan Smelter

Aluminium yang diproduksi MIND ID [dok. Humas MIND ID]
Sumber :
  • VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya

Jakarta, VIVA – BUMN Holding Industri Pertambangan, MIND ID berkomitmen untuk terus peningkatan kapasitas produksi dan ekspansi fasilitas pemurnian atau smelter aluminium. Langkah ini dilakukan guna mendukung pemenuhan kebutuhan aluminium nasional.

Direktur Portofolio dan Pengembangan Usaha MIND ID, Dilo Seno Widagdo menegaskan, ini demi mewujudkan swasembada aluminium di Tanah Air. Sebab, saat ini tercatat bahwa total kebutuhan aluminium nasional mencapai 1 juta ton per tahun, dengan tingkat pertumbuhan yang terus meningkat 5-10 persen setiap tahun.

"Sementara kapasitas produksi PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) sebagai salah satu anggota MIND ID, saat ini baru mencapai 275 ribu ton per tahun," kata Dilo dalam keterangannya, Selasa, 3 Desember 2024.

Pabrik pengolahan aluminium Inalum.

Photo :
  • VIVA/Raden Jihad Akbar

Karenanya, untuk mengurangi ketergantungan pada impor, MIND ID berencana meningkatkan kapasitas smelter aluminium di Kuala Tanjung, Sumatera Utara, serta membangun fasilitas produksi aluminium baru di Mempawah Kalimantan Barat.

"Diharapkan, kapasitas produksi nasional dapat mencapai 1 juta hingga 1,1 juta ton dalam lima tahun mendatang," ujarnya.

Dilo menambahkan, permintaan aluminium domestik sangat besar. Namun, MIND ID ditegaskannya juga sudah siap dengan perhitungan investasi mencapai sekitar US$1 miliar per juta ton kapasitas produksi alumina, dan US$2,5 miliar per juta ton kapasitas produksi aluminium.

"MIND ID konsisten meningkatkan kapasitas produksi untuk menjawab kebutuhan nasional dan mampu mengurangi ketergantungan pada impor aluminium," kata Dilo.

Dia juga menegaskan, MIND ID tidak berencana memperluas hilirisasi hingga ke segmen produk jadi seperti velg mobil, dan akan lebih fokus pada membangun kemitraan strategis dengan pelaku industri hilir di dalam negeri.

"Kami berharap dapat membangun kemitraan yang aktif dengan pelaku industri hilir, sehingga kebutuhan bahan baku mereka dapat dipasok dari produk mineral dalam negeri, dan nilai tambah setiap rantai pasoknya dapat dinikmati oleh Indonesia," ujarnya.