Bos PLN Pede Penjualan Listrik 2024 Lampaui Target RKAP dan Cetak Rekor Tertinggi

Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo
Sumber :
  • Istimewa

Jakarta, VIVA – Direktur Utama PT PLN (Persero), Darmawan Prasodjo alias Darmo, membeberkan evaluasi kinerja korporasi sampai dengan Oktober 2024 kepada Komisi VI DPR. Salah satunya terkait realisasi penjualan listrik tahun 2024 per Terra Watt hour (TWh).

Dia menjabarkan, hingga Oktober 2024, kinerja penjualan listrik PLN tumbuh 16,36 Twh atau sekitar 6,88 persen secara year-on-year (yoy). Posisi ini lebih tinggi 6,9 Twh, di atas target yang telah dicanangkan dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) PT PLN (Persero).

"Penjualan akhir tahun 2024 diperkirakan mencapai 307,2 Twh, atau jauh di atas target RKAP dan merupakan capaian tertinggi sepanjang sejarah PLN," kata Darmo dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR, Selasa, 3 Desember 2024.

Infrastruktur listrik PLN

Photo :
  • Dok. PLN

Dia pun menjelaskan mengenai target penjualan PLN hingga akhir 2024, yang diperkirakan akan mampu melampaui sasaran yang diincar dalam RKAP tersebut. Dalam RKAP, penjualan listrik PLN dipatok mencapai 300 Twh, atau tepatnya sebesar 299,9 Twh.

Meski demikian, Darmo dan jajaran direksi PLN menyepakati untuk menargetkan penjualan listrik di tahun 2024 mencapai 307,23 Twh, atau berada di atas target di dalam RKAP tersebut.

"Ini kesepakatan dari BOD PLN yang ada di sini, ada namanya Beyond RKAP. Apakah mungkin dari target RKAP sebesar 300 Twh itu, (penjualan bisa) naik menjadi 307,23 Twh," ujar Darmo.

Guna mencapai target di atas target RKAP itu, Darmo memastikan bahwa Direktur Retail dan Niaga PLN, Edi Srimulyanti beserta Direktur Distribusi PLN, Adi Priyanto, juga telah diberi mandat khusus dalam upaya meraih tujuan-tujuan tersebut.

"Untuk itu, prognosa kami baru 2 hari lalu, di tahun 2024 ini dari target (penjualan sebesar) 300 Twh, Insya Allah nanti diperkirakan bisa mencapai 307 Twh. Ini jauh di atas RKAP," kata Darmo.

"Dengan 1 Twh itu gross revenue menambah sekitar Rp 1,65 triliun. Jadi kalau (menambah) 7 Twh, maka 7 x Rp 1,65 triliun itu adalah penambahan revenue dibandingkan dengan RKAP yang sudah kami tanda tangani dengan target BUMN," ujarnya.