Anindya Bakrie Sinergikan Kadin-HIPPI Demi Capai Target Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen

Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Bakrie, di acara Rakernas DPP HIPPI, kawasan Dharmawangsa, Jakarta Selatan, Senin, 2 Desember 2024
Sumber :
  • VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya

Jakarta, VIVA – Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Bakrie menegaskan, Kadin Indonesia dan Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) akan bergandengan tangan dalam membantu pemerintah merealisasikan target pertumbuhan ekonomi nasional 8 persen. Target ini sebagaimana yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto sebelumnya.

Hal itu diutarakan Anindya di acara Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Dewan Pengurus Pusat (DPP) HIPPI yang digelar pada hari ini, Senin, 2 Desember 2024.

Anindya meyakini, kolaborasi antara Kadin Indonesia dengan HIPPI akan mampu membantu pemerintah mencapai target pertumbuhan ekonomi 8 persen tersebut, sekaligus upaya-upaya pengentasan kemiskinan hingga 0 persen.

"Bersama-sama, kita ingin memastikan bahwa pertumbuhan ekonomi 8 persen dan (pengentasan) kemiskinan 0 persen bisa benar-benar tercapai. Itu sangat mungkin," kata Anindya di kawasan Dharmawangsa, Jakarta Selatan, Senin, 2 Desember 2024.

Anin mengatakan, Kadin Indonesia baru saja selesai menggelar Rapimnas, dan HIPPI merupakan salah satu anggota luar biasa (ALB) yang sangat aktif. Terlebih, Rakernas HIPPI kali ini menurutnya sangat konkret dan luar biasa, karena mampu mengumpulkan para anggotanya baik dari pengusaha besar, menengah, kecil, hingga pengusaha pemula.

"Acara Rakernas HIPPI ini sangat luar biasa dan sangat konkret. Saya bertemu dengan berbagai macam konstituen baik dari pengusaha besar, menengah, kecil, hingga pemula," ujarnya.

Tak hanya itu, Anindya mengakui bahwa pembahasan yang diangkat HIPPI dalam diskusi di rangkaian Rakernasnya kali ini, juga sangat relevan dengan kondisi ekonomi dan politik dunia saat ini.

Sehingga, diharapkan para pengusaha dari berbagai daerah yang hadir dalam Rakernas HIPPI kali ini bisa memahami kondisi dan situasi global terkini, berkaitan dengan iklim bisnis yang mereka hadapi dan rasakan di daerahnya masing-masing.

"Diskusinya juga menarik, terutama mengenai bagaimana menghubungkan pengusaha daerah dengan perkembangan politik dan ekonomi dunia," ujarnya.