Ketum Kadin Anindya Bakrie Yakin ICA-CEPA Bakal Dongkrak Investasi Kanada di RI

Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Bakrie, saat ditemui usai berbicara di CEPA Forum Panel Discussion, kawasan Senayan, Jakarta Pusat, Senin, 2 Desember 2024
Sumber :
  • VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya

Jakarta, VIVA – Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Bakrie mengatakan, Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif antara Indonesia-Kanada atau Indonesia-Canada Comprehensive Economic Partnership (ICA-CEPA), merupakan suatu kemitraan bersejarah yang dilakukan antara kedua negara.

Sebab, kerja sama ekonomi komprehensif antar 2 negara semacam ini merupakan suatu pencapaian, karena format realisasinya tidak mudah.

"Karena Comprehensive Economic Partnership Agreement itu gampang bicaranya, tidak gampang merealisasikannya," kata Anindya usai berbicara di CEPA Forum Panel Discussion, kawasan Senayan, Jakarta Pusat, Senin, 2 Desember 2024.

Pertumbuhan Ekonomi (ilustrasi)

Photo :
  • VIVA/M Ali Wafa

"Dan CEPA ini bisa kejadian dalam waktu 2-3 tahunan, itu sangat cepat. Dan tidak banyak CEPA yang terjadi," ujarnya.

Anindya juga bersyukur dengan kemitraan CEPA yang dijalin Indonesia dengan sejumlah negara, seperti misalnya dengan Kanada, Uni Emirat Arab (UEA), dan Australia. Sebab, momentumnya menurut Anindya sangat tepat, mengingat Presiden Prabowo baru pulang dari 2,5 minggu lawatannya di beberapa negara dengan membawa komitmen investasi sebesar US$18,5 miliar.

Anindya juga meyakini bahwa komitmen investasi yang bisa didapatkan Indonesia dari Kanada melalui ICA-CEPA ini, nantinya juga akan bisa lebih besar. Apalagi, terdapat sejumlah bidang yang berpotensi bakal dikerjasamakan antara Indonesia-Kanada, melalui kemitraan ICA-CEPA tersebut.

Antara lain seperti bidang ketahanan energi, ketahanan pangan, mineral penting, serta kerja sama di bidang pertahanan.

"Nah, ini contoh bahwa angka (investasi) itu bisa semakin besar dengan Kanada. Kenapa dengan Kanada ini menarik? Karena ada beberapa hal. Pertama, fokus daripada CEPA itu adalah satu, di bidang ketahanan energi," kata Anindya.

"Kedua, ketahanan pangan. Nah ini sangat penting buat Indonesia. Yang ketiga, tentu dengan critical mineral, artinya mineral-mineral kritis atau penting yang ada di bawah tanah, seperti nikel, tembaga, zinc, masih banyak lagi. Dan juga tentunya dalam bidang pertahanan," ujarnya.