Bitcoin Gagal Tembus Harga US$100 Ribu, Ada Apa?

Bitcoin.
Sumber :
  • Dok. Istimewa

Jakarta, VIVA –  Investor Bitcoin nampaknya harus menelan pil kekecewaan karena aset digital bergerak mundur sehingga batal mencetak rekor tertinggi selanjutnya pada level US$100 ribu. Padahal, Bitcoin sudah sangat dekat dengan target yang diprediksikan banyak pelaku pasar di mana sempat menyentuh US$97 ribu.

Data CoinMarketCap pada Rabu, 27 Novembber 2024, Bitcoin diperdagangkan US$92,6 ribu atau naik 0,76 persen selama satu jam. Sayangnya, emas digital justru menunjukkan penyusutan sebesar 2,26 persen selama 24 jam terakhir. 

Tergerusnya harga Bitcoin disinyalir sebagai tanda memasuki fase kritis karena harganya jatuh tajam di level US$92 ribu atau anjlok sekitar US$5 ribu. Bahkan, aset kripto dengan kapitalisasi terbesar terancam menembus level support di bawah US$ 90 ribu. 

"Setelah periode pertumbuhan yang stabil di mana Bitcoin hampir mencapai US$100 ribu, terjadi retracement," demikian ulasan U Today yang dikutip pada Rabu (27/11/2024).

Penurunan harga Bitcoin merupakan bentuk konsolidasi dari reli yang terjadi beberapa hari belakangan. Di mana lonjakan harga dinilai tidak wajar. 

Di samping itu, volume perdagangan Bitcoin juga menurun yang menunjukkan antusiasme pasar mulai memudar. Harga Bitcoin perlu dipertahankan guna menghindari penurunan yang lebih signifikan di bawah US$90 ribu yang dapat memicu aksi jual sehingga menekan Bitcoin ke area US$85 ribu bahkan lebih rendah. 

Bitcoin masih mempunyai peluang untuk mencoba reli setelah masa konsolidasi. Dengan catatan, Bitcoin harus mampu bertahan di atas US$90 ribu maka memungkinkan untuk menembus titik resistance pada area US94 ribu dan US496 ribu. 

Rata-rata pergerakan Bitcoin dalam lima puluh hari berada di kisaran US$86,6 ribu. Minat investor institusional dan perkembangan ekonomi makro yang positif seperti penggunaan ETF Bitcoin yang lebih luas atau peraturan yang lebih jelas juga mendorong laju mendorong mata uang kripto ke titik tertinggi sepanjang masa.