Harita Nickel Kantongi Laba Bersih Rp 4,84 Triliun hingga Kuartal III-2024

Harita Nickel
Sumber :
  • Dok. Harita Nickel

Jakarta, VIVA – PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel mengumumkan hasil kinerja keuangan untuk sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2024. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat sebesar Rp 4,84 triliun, tumbuh 8 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Hasil ini disebut menunjukkan kinerja operasional yang baik dan pertumbuhan keuangan yang stabil di tengah tantangan pasar global.

Dalam keterangan resminya, Harita Nickel menjelaskan pendapatan perusahaan tercatat sebesar Rp 20,38 triliun, meningkat 18 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. 

Pertumbuhan ini didukung oleh peningkatan volume produksi di operasi penambangan dan pemrosesan. Laba kotor mencapai Rp 6,66 triliun, naik 9 persen secara tahunan, sementara EBITDA meningkat 14 persen menjadi Rp 8,88 triliun. 

Head of Investor Relations, PT Trimegah Bangun Persada Tbk atau Harita Nickel, Lukito Gozali menyampaikan bahwa hasil ini mencerminkan upaya berkelanjutan perusahaan untuk mengoptimalkan operasional dan menjaga profitabilitas di tengah fluktuasi harga nikel global. 

"Perluasan kapasitas produksi kami mendukung kebutuhan pasar yang terus meningkat, khususnya di sektor baterai kendaraan listrik,” katanya, Jumat, 22 November 2024.

Harita Nickel

Photo :
  • Dok. Harita Nickel

Dari sisi operasional, volume produksi juga mencatatkan peningkatan. Produksi bijih nikel mencapai lebih dari 16,27 juta wet metric tonnes (wmt), meningkat 12 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2023. 

Produksi FeNi dari smelter RKEF tercatat sebesar 95.813 ton, meningkat 39 persen secara tahunan, sementara fasilitas HPAL menghasilkan 71.531 ton MHP Ni, meningkat 47 persen secara tahunan.

Fasilitas HPAL kedua, PT Obi Nickel Cobalt (ONC), memulai lini produksi pertama di bulan April 2024 dan keseluruhan tiga lini produksinya sudah berhasil mencapai kapasitas penuh di bulan Agustus. Keberhasilan ini memberikan kontribusi yang cukup signifikan pada keseluruhan total produksi fasilitas HPAL dan kontribusi terhadap kenaikan penjualan bijih nikel ke divisi tambang. Selain itu, fasilitas HPAL pertama mulai memproduksi dan mengekspor kobalt elektrolitik di bulan Agustus, menambah ragam produk perusahaan.

Harita Nickel, lanjut Lukito, terus berfokus pada peningkatan kapasitas produksi sekaligus meningkatkan efisiensi operasional. Investasi perusahaan dalam fasilitas peleburan dan pemurnian selaras dengan komitmen untuk mendukung agenda hilirisasi pemerintah Indonesia. Harita Nickel juga berkomitmen terhadap praktik yang berkelanjutan serta terus mendorong kemajuan industri nikel di Indonesia.