Ekonomi Tumbuh Stagnan 5 Persen, Bappenas: Indonesia Harus Keluar dari Middle Income Trap
- VIVA.co.id/Anisa Aulia
Jakarta, VIVA – Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menyebut pertumbuhan ekonomi Indonesia stagnan di 5 persen selama 20 tahun terakhir. RI sudah terjebak dalam negara pendapatan kelas menengah atau middle income trap selama 30 tahun terakhir.
Menteri PPN/Kepala Bappenas, Rachmat Pambudy mengatakan, Indonesia saat ini masih mengalami tantangan pembangunan salah satunya, pertumbuhan ekonomi yang stagnan.
"Ekonomi yang turut stagnan di kisaran 5 persen selama 20 tahun terakhir. Hal ini menyebabkan kita bisa terjebak dalam kelas menengah selama lebih dari 30 tahun, dan ini yang menjadi arah ke depan supaya kita ke depan tidak lagi terjebak di dalam middle income trap," ujar Rachmat dalam acara Sosialisasi Undang-Undang Nomor 59 Tahun 2024 Selasa, 19 November 2024.
Untuk itu, Rachmat menuturkan, transformasi ekonomi Indonesia akan diarahkan untuk membawa Indonesia keluar dari Middle Income Trap. Hal ini dilakukan dengan mendorong peningkatan produktivitas ekonomi.
Adapun arah kebijakan transformasi ekonomi ini terdiri dari lima pertama Iptek, inovasi, dan produktivitas ekonomi. Kedua penerapan ekonomi hijau, ketiga transformasi digital, keempat integrasi ekonomi domestik.
"Integrasi ekonomi domestik untuk menciptakan domestic value chain dan menjadikan Indonesia sebagai economic lower house, serta pembangunan perkotaan dan perdesaan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi," jelasnya.
Dengan demikian, Rachmat berharap transformasi ekonomi ini akan membuat perekonomian Indonesia tumbuh secara rata-rata sebesar 6-7 persen setiap tahunnya.
"Sehingga, jika tumbuh 6 persen Indonesia bisa menjadi negara maju di tahun 2041, dan jika mampu tumbuh 7 persen, maka Indonesia akan menjadi negara maju pada tahun 2038," imbuhnya.