Pemerintah Naikkan PPN 12 Persen pada 2025, Netizen Protes Lewat Ajakan Frugal Living

Ilustrasi Gaya Hidup Hemat
Sumber :
  • Freepik.com

Jakarta, VIVA – Sedang viral cuitan akun X @malesbangunaja yang mengajak masyarakat untuk hidup sederhana dan tidak lagi bersikap konsumtif usai pemerintah putuskan kenaikan PPN 12 persen mulai 1 Januari 2025. Gaya hidup minimalis atau frugal living solusi tetap sejahtera. 

Salah satu cuitan akun X tersebut meminta masyarakat untuk menahan diri tidak membeli barang baru, seperti gawai, motor hingga kendaraan roda empat. Akun tersebut justru menyuruh agar masyarakat tidak sungkan memanfaatkan semua sektor yang mendapat subsidi dari pemerintah. 

"(tahan membeli barang baru) 1 tahun aja, jangan lupa pake semua subsidi, gak usah gengsi dibilang miskin, itu (subdisi) duit dari kita juga kok. Kapan lagi boikot pemerintah sendiri," tulis akun X @malesbangunaja lalu diunggah ulang akun Instagram @kitabuku.id yang dikutip pada Senin 18 November 2024.

Pemilik akun dengan username Agung menyarankan agar mengalihkan belanja ke sektor informal, seperti pasar tradisional dan pedagang rumahan. Meskipun terkena tetap terkena pajak, tetapi persentasenya lebih sedikit sehingga tidak membuat dompet kering. 

Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati

Photo :
  • Bea Cukai

"Gak usah rame, gak usah demo, tahan aja duit lo," tulisnya di thread tersebut. 

Masyarakat mulai menerapkan frugal living dengan menggunakan barang dengan optimal alias sampai benar-benar tidak bisa dipakai lagi. Gaya hidup ini juga mengajarkan untuk mulai beralih memperbaiki barang rusak ketimbang membeli barang baru. Uang tersebut bisa dialokasikan untuk menabung.

"Intinya, hidup bersahaja, sederhana," imbuh cuitan tersebut.

Netizen juga diminta mulai menikmati hal-hal kecil yang gratis. Jika biasanya akhir pekan ke mal maka sekarang cukup jalan-jalan taman saja. Untuk urusan tempat makan disarankan memilih warung makan yang tidak memungut pajak (PPn) pada makanan.

Sikap frugal living atau minimalis ini tidak hanya baik untuk kesehatan finansial saja lho. Jika bisa mengendalikan sifat konsumtif dengan baik diyakini memberikan pengaruh positif terhadap kesehatan mental. 

Ilustrasi Hidup Hemat.

Photo :

"Make a protest in a zen way, by frugal/minimalist living," timpalnya.

Pengguna X dengan akun @yanuarnugroho sepakat dengan pernyataan tersebut. Menurutnya, hidup bersahaja, berhemat, menahan diri tidak impulsif menjadi cara untuk 'mengingatkan' pemerintah akan dampak kebijakan tersebut,. 

Di mana pertumbuhan ekonomi sebuah negara sangat bergantung terhadap daya beli masyarakat dan beberapa indikator lain yang meliputi konsumsi masyarakat, belanja pemerintah, ekspor-impor, dan investasi. Pertumbuhan ekonomi merupakan akumulasi semua indikator tersebut.

Yanuar Nugroho memaparkan kondisi ekonomi Indonesia dalam cuitan lainnya. Mengutip data tahun 2023 milik Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat konsumsi masyarakat memiliki persentase tertinggi dari indikator ekonomi yang disebutkan, yaitu sebesar 54,42 persen. Sementara belanja pemerintah 8,93 persen, investasi, 32,74 persen, ekspor 24, 49 persen dan impor 20,58 persen.

"Jadi konsumsi masyarakat itu koentji!" tegas akun @yanuarnugroho.

Ia menyimpulkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia sangat dipengaruhi oleh tingkat konsumsi masyarakat. Harapannya masyarakat mulai tercerahkan terkait pentingnya ajakan hidup berhemat dengan menahan konsumsi yang tidak perlu. Aksi ini bukan sekadar solidaritas bersama tetapi juga bentuk peringatan untuk pemerintah agar mengkaji ulang kebijakan kenaikan pajak 12 persen.