SeaBank Laporkan Laba Bersih Rp 291 Miliar pada Kuartal-III 2024, Fokus Pembiayaan Segmen Ritel
- VIVA/Ayesha Puri
Jakarta, VIVA – SeaBank merilis laporan keuangan kuartal III-2024 pada Jumat, 15 November 2024. Data menunjukkan lonjakan laba bersih secara signifikan lebih dari 100 persen secara year to date.
Salah satu bank digital favorit kalangan generasi Z (Gen Z) menilai sektor keuangan dalam negeri semakin membaik dari waktu ke waktu. Harapannya perusahaan juga dapat mengikuti tren positif yang sedang berkembang saat ini.
President Director SeaBank, Sasmaya Tuhuleley, memaparkan laporan keuangan kuartal-III 2024 yang menunjukkan peningkatan. Hingga 30 September 2024, tingkat profitabilitas meningkat baik laba sebelum pajak maupun sesudah pajak.
Dalam acara Media Briefing di kantor SeaBank, Sasmaya memaparkan keuntungan sebelum pajak (profit before tax) tahun berjalan (year to date) meningkat 31 persen menjadi Rp 372 miliar. Pada periode yang sama tahun sebelumnya, SeaBank hanya membukukan sebesar Rp 283 miliar.
Sementara laba bersih sesudah pajak tercatat senilai Rp 291 miliar secara year to date atau melesat dari kuartal sebelumnya, yaitu sebesar Rp 131 miliar. Laba satu tahun penuh setelah pajak juga menunjukkan tren positif di mana SeaBank mengklaim sudah melampaui keuntungan pada tahun 2023 sebesar Rp 309 miliar.
Sasmaya menyampaikan total aset SeaBank hingga paruh ketiga tahun 2024 mencapai Rp 32,9 triliun atau meningkat 17 persen dibandingkan Desember 2023. Peningkatan aset ditopang oleh kenaikan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 22 persen.
Saat ini, nasabah deposit dari DPK sudah mencapai 15,5 juta. Jumlah tersebut sudah melebihi target perusahaan yang menargetkan 15 juta nasabah hingga akhir tahun 2024.
Nasabah kredit SeaBank sebanyak 8,5 juta orang. Sehingga total keseluruhan nasabah SeaBank dari kreditur maupun debitur sebanyak 24 juta pengguna.
"Menjadi penting bagi bank digital untuk melihat pertumbuhan total user atau jumlah nasabah. Kami mengukur kesuksesan bank digital dari peningkatan jumlah user khususnya user untuk tabungan (deposito)," ujar Sasmaya dalam paparan laporan keuangan di kantor SeaBank, Jakarta, pada Rabu, 13 November 2024.
Hingga kuartal-III tahun 2024, SeaBank sudah menyalurkan pinjaman sebesar Rp 19,7 triliun. Hal ini yang menjadi perbedaan bank digital, khususnya SeaBank, dengan bank konvensional di mana jumlah debitur banyak tetapi nominal outstanding kreditnya kecil, yakni rata-rata Rp 4 juta.
"Kita menargetkan segmen yang sangat sangat ritel. Berbeda dengan bank konvensional yang menargetkan segmen maupun kredit dengan ticket size (nominal pinjaman) yang lebih besar," imbuh Sasmaya.
SeaBank menyediakan layanan pinjaman yang beragam yang meliputi pinjaman langsung (direct landing), melalui ekosistem hingga peer to peer (P2P) yang fokus menyasar nasabah individual. Sasmaya menjelaskan penggunaan kredit oleh nasabah tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan konsumsi tetapi dipakai juga untuk kegiatan produktif bagi pelaku usaha ultra mikro, misalnya sebagai modal tambahan usaha.