Bappenas Ungkap Sederet Target Jokowi yang Tidak Tercapai
- vivanews/Andry Daud
Jakarta, VIVA – Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas, Rachmat Pambudy melaporkan sejumlah target pembangunan pemerintah era Presiden Joko Widodo (Jokowi), yang diperkirakan tidak terealisasi sampai akhir tahun 2024 ini.
Dalam rapat kerja bersama Komisi XI DPR, Rachmat pun membeberkan sejumlah Indikatornya. Dia menyebut, 11 indikator diperkirakan tidak tercapai, 3 indikator diperkirakan tercapai, dan 2 indikator sudah tercapai.
"Ada empat indikator di sektor perekonomian yang tidak tercapai, yakni pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan investasi, share industri pengolahan, dan tingkat pengangguran terbuka (TPT)," kata Rachmat dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR, Selasa, 12 November 2024.
Dia menjelaskan, pertumbuhan ekonomi dari baseline 2019 adalah 5,02 persen. Sementara capaian 2023 yakni 5,05 persen, target RPJMN 6,2-6,5 persen, dengan RKP 5,3-5,7 persen di mana capaian yang diperkirakan ini tidak tercapai.
"Kemudian pertumbuhan investasi yang kami sampaikan di sini baseline-nya 4,5 persen, capaian (2023) 4,4 persen, kemudian RPJMN 6,6-7 persen, dan di sini RKP kita susun sebagai bagian dari capaian 6,2-7 persen diperkirakan juga tidak tercapai," ujarnya.
Dia menambahkan, indikator tak tercapai lainnya yakni seperti share industri pengelolaan yang baseline-nya sebesar 19,7 persen, capaian 2023 hanya sebesar 18,67 persen. Lalu RPJMN 2020-2024 sebesar 21 persen, baseline indikator TPT memiliki 5,23 persen dengan capaian 2023 sebesar 5,32 persen, RPJMN sebesar 3,6-4,3 persen, dan RKP 5,0-5,7 persen.
Kemudian untuk indikator kesejahteraan sosial yang terdiri dari tingkat kemiskinan, rasio gini, indeks pembangunan manusia, dan nilai tukar petani, sebagian besar juga diperkirakan tidak tercapai. Namun hanya nilai tukar petani yang sudah tercapai.
"Tingkat kemiskinan yang merupakan bagian dari indikator kesejahteraan sosial baseline-nya 9,22 persen, kemudian capaian 2023 yakni 9,36 persen, dan RPJMN targetnya 2024 6-7 persen, RKP 6,5-7,5 persen, ini juga tidak tercapai," kata Rachmat.
Demikian juga denganindeks rasio gini dengan baseline-nya 0,38 dan capaian 0,388; RPJMN 0,36; dan RKP yang juga diperkirakan tidak tercapai. Sementara satu-satunya indikator sosial yang sudah tercapai yakni nilai tukar petani, dengan baseline 100,90, capaian 2023 sebesar 112,46, RPJMN 2020-2024 sebesar 105, dan RKP 105-108.
"Menyangkut energi dan pangan, skor pola pangan harapan baseline 87,19; capaian 94,1; RPJMN 95,2; RKP 9,2 diperkirakan tercapai. Ketersediaan beras (dalam juta ton) baseline 38,4; capaian 38 32; RPJMN 46,8; RKP 46,84 diperkirakan tidak tercapai," ujar Rachmat.
Di sisi lain, untuk indeks penurunan emisi GRK dengan baseline 24,92 persen capaian 2022 sebesar 27,82 persen, RPJMN 2020-2024 sebesar 27,27 persen, dan RKP 27,27 persen telah tercapai. Lalu indikator porsi EBT dalam bauran energi nasional dengan baseline 9,19 persen, capaian 2023 sebesar 13,21 persen, RPJMN 2020-2024 menuju 23 persen, dan RKP 19,5 persen diperkirakan tidak tercapai.
Kemudian dari indikator sumber daya manusia yang terdiri dari rata-rata lama sekolah penduduk usia 15 tahun ke atas diperkirakan tercapai; angka partisipasi kasar pendidikan tinggi diperkirakan tidak tercapai; angka kematian ibu per 100.000 kelahiran diperkirakan tercapai; dan prevelensi stunting pada balita diperkirakan tidak tercapai.
"Demikian evaluasi capaian yang kami sempat catat, dan selanjutnya bapak pimpinan (Komisi XI DPR) semua yang menjadi bagian kami sampaikan tadi kita buat dalam buku ringkasan evaluasi kinerja RPJMN 2020-2024 dan ini merupakan kinerja makro dan agenda pembangunan yang sudah disusun rekan-rekan kami," ujarnya.