Sah! Wulan Guritno Hengkang dari Jabatan Komisaris Independen LUCY
- VIVA/M Ali Wafa
Jakarta, VIVA – Artis senior Wulan Guritno resmi meninggalkan kursi Komisaris Independen PT Lima Dua Lima Tiga (LUCY) per tanggal 11 November 2024. Keputusan menyusul surat pengunduran diri yang telah diterima perseroan pada 12 Agustus 2024 lalu.
Berdasarkan keterbukaan informasi di laman Bursa Efek Indonesia (BEI), kepastian ini diambil lebih dari 90 hari terhitung sejak yang bersangkutan mengajukan surat pengunduran diri. Dengan alasan pada periode tersebut perseroan berkode saham LUCY belum sempat menyelenggarakan RUPS untuk memutuskan permohonan pengunduran diri mantan Sabda Ahessa.
"Untuk itu dengan ini pengunduran diri Sri Wulandari telah menjadi sah," tulis keterangan resmi perusahaan yang dikutip dari laporan keterbukaan informasi Perseroan pada Selasa, 12 November 2024.
Dampak dari keluarnya artis berusia 43 tahun dari jajaran direksi mengakibatkan kekosongan pada posisi Komisaris Independen. Oleh karena itu, perseroan yang mengelola Lucy in The Sky akan mengangkat Komisaris Independen baru melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang rencanakan diselenggarakan pada 25 November 2024 mendatang.
"Perseroan tidak memiliki Komisaris Independen," sambung laporan perseroan.
Dikutip dari Investor Trust pada Selasa (12/11/2024), Wulan Guritno tidak memiliki saham LUCY secara langsung. Lima pemegang saham LUCY terbanyak antara lain PT Delta Wibawa Bersama sebanyak 58,08 persen, Dimas Wibowo mempunyai 25,32 persen, Billy Sabarto sebesar 1,26 persen, Hermansyah sebanyak 0,25 persen dan kepemilikan oleh publik sebanyak 15,09 persen.
Sampai tulisan ini dibuat saham LUCY merosot 0,91 persen menjadi 109 selama sesi perdagangan Selasa. Nilai kapitalisasi pasar (market cap) senilai Rp 165,11 miliar.
Sebagai informasi, Wulan Guritno sudah menjadi sebagai Komisaris Independen PT Lima Dua Lima Tiga selama empat tahun. Ibu tiga anak diangkat ke jajaran direksi pada Desember 2020.
Lucy Group merupakan pionir mengusung konsep rooftop garden dan destinasi kuliner di Indonesia. Pada awal mencatatkan saham perdana (IPO) di papan bursa pada 5 Mei 2021, emiten meraup dana segar sebanyak Rp 33,75 miliar dengan menawarkan saham sebanyak 337.500.000 dengan harga per saham Rp 100.