Banjir Investor, Geo Dipa Energi Belum Kepikiran IPO
- ANTARA FOTO/Anis Efizudin
Bandung, VIVA – PT Geo Dipa Energi mengungkapkan belum akan melaksanakan Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam waktu dekat. Di lain sisi, minat investor untuk menanamkan modal di perusahaan panas bumi tersebut disebut terus meningkat.
Perusahaan milik negara yang bergerak di bidang energi panas bumi ini, menarik perhatian banyak investor. Terutama karena tren global yang beralih ke energi hijau.
Direktur Kekayaan Negara Dipisahkan, Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Kementerian Keuangan, Meirijal Nur, menjelaskan bahwa IPO hanya merupakan salah satu opsi untuk meningkatkan modal. Namun, dengan banyaknya investor yang tertarik berinvestasi, Geo Dipa memilih untuk fokus pada pengembangan proyek-proyek baru daripada melantai di bursa.
"Dalam jangka pendek ini sepertinya belum ada IPO, karena kita melihat sumber modal yang tertarik untuk masuk ke Geo Dipa itu banyak," kata Meirijal di Soreang, Kabupaten Bandung, Kamis, 7 November 2024.
Saat ini, Geo Dipa memiliki kapasitas produksi listrik panas bumi sebesar 110 MW atau sekitar kurang dari 1 persen dari total kapasitas geothermal nasional yang mencapai 2.300 MW. Namun, perusahaan ini menargetkan peningkatan kapasitas hingga 210 MW dalam dua tahun ke depan, yang akan memperbesar kontribusinya menjadi 10 persen dari total energi panas bumi nasional.
Untuk mendukung ekspansi tersebut, Geo Dipa telah memperoleh komitmen pendanaan dari investor dalam dan luar negeri. Hal itu disampaikan Direktur Utama Geo Dipa Energi, Ilen Yuniardi.
Dia menjelaskan bahwa minat terhadap proyek-proyek panas bumi semakin besar, terutama dari investor yang sebelumnya berkecimpung di energi fosil dan kini ingin beralih ke energi hijau. "Kami juga sudah mendapat grant sebesar USD10 juta untuk karbon kredit meski pembangkit Patuha unit 2 belum selesai. Ini menunjukkan besarnya minat investor internasional terhadap energi ramah lingkungan yang bisa mengurangi emisi karbon," ujarnya.
Indonesia sendiri diketahui memiliki potensi energi panas bumi yang besar, yakni mencapai 23 gigawatt (GW). Namun baru sekitar 2,3 GW yang terpasang saat ini, dan terkait itu, Geo Dipa menargetkan kapasitas hingga 18 GW pada tahun 2060 guna mendukung target net zero emission nasional.
Di samping itu, perusahaan ini juga memanfaatkan berbagai fasilitas fiskal, seperti Tax Holiday, untuk meningkatkan daya tarik investasi di sektor ini. Geo Dipa juga mempertimbangkan opsi lain untuk pengembangan kapasitas panas bumi, seperti penggunaan sumur minyak yang sudah tidak produktif sebagai sumur panas bumi.
"Teknologinya sudah ada, meski masih mahal, namun ini bisa menjadi opsi tambahan untuk mengejar target energi terbarukan dari geothermal di 2060," kata Ilen.