Frugal Living vs Pelit: Pilih Gaya Hidup Hemat, Bukan Pelit!
- Freepik.com
VIVA – Gaya hidup hemat menjadi salah satu pilihan yang dianggap efektif untuk menjaga stabilitas finansial. Namun, tidak sedikit yang justru terjebak dalam perilaku pelit tanpa sadar. Mereka membatasi pengeluaran secara ekstrem, yang akhirnya mengorbankan kualitas hidup, kenyamanan, dan bahkan kesehatan.
Bagaimana jika kita justru mengorbankan kualitas hidup dan kebahagiaan kita? Apakah menolak makan sehat, menolak menghabiskan waktu dengan orang terdekat, atau menolak berpartisipasi dalam acara sosial demi menghemat uang benar-benar sepadan?
Bagaimana bedanya dengan pelit, yang sering kali lebih merugikan daripada membantu? Memahami perbedaan antara hidup hemat dan pelit dapat membantu kita untuk menyeimbangkan pengeluaran tanpa merusak kebahagiaan.
Dengan memahami perbedaannya, kita bisa mulai menerapkan cara yang lebih sehat dalam mengelola keuangan, tanpa harus mengorbankan aspek penting dalam hidup kita. Jadi, bagaimana cara kita hidup hemat tanpa terjebak dalam sikap pelit? Yuk, simak penjelasan lengkapnya!
Apa Itu Frugal Living?
Menurut laman resmi Kementerian Keuangan Republik Indonesia, frugal living adalah konsep hidup hemat yang melibatkan pengalokasian dana secara sadar, terencana, dan berdasarkan analisis yang mendalam.
Tujuannya adalah agar setiap pengeluaran memberikan nilai maksimal dan mengarahkan kita pada pencapaian tujuan finansial jangka panjang. Orang yang menjalankan frugal living fokus pada efisiensi dan keberlanjutan, bukan semata-mata penghematan berlebihan.
Contohnya, orang yang hidup dengan prinsip frugal mungkin lebih memilih untuk memasak makanan sendiri di rumah dibandingkan makan di restoran, atau memilih menggunakan transportasi umum daripada taksi jika memungkinkan.
Selain itu, mereka lebih condong memilih produk berkualitas yang awet dan tahan lama, meskipun harganya lebih tinggi di awal. Frugal living tidak hanya menghemat uang tetapi juga mengurangi penggunaan sumber daya secara bijak, yang akhirnya menciptakan keberlanjutan
Apa Itu Pelit?
Sikap pelit berfokus pada penahanan pengeluaran uang dengan cara apa pun, bahkan pada kebutuhan dasar atau hal-hal yang penting. Orang yang pelit cenderung menghindari pengeluaran uang secara ekstrem, meskipun tindakan tersebut dapat berdampak buruk pada kesehatan, kenyamanan, atau bahkan hubungan sosial.
Dilansir dari situs fourpillarfreedom.com, pelit memiliki konotasi negatif karena menggambarkan seseorang yang sangat enggan berbagi atau mengeluarkan uang. Pelit lebih mengutamakan tabungan dibandingkan kenyamanan atau kebahagiaan pribadi dan orang di sekitarnya.
Misalnya, seorang yang pelit mungkin memilih untuk tidak membeli makanan sehat atau tidak memberi tip yang layak pada pelayan karena enggan mengeluarkan uang, meskipun hal ini berdampak pada kualitas hubungan sosial atau kesejahteraannya sendiri.
Manfaat Frugal Living yang Sehat
Menjadi hemat atau menjalankan frugal living memberikan sejumlah manfaat signifikan, terutama dalam hal mencapai kemandirian finansial dengan cara yang lebih nyaman dan berkesinambungan. Manfaat ini meliputi:
1. Meningkatkan Tabungan: Dengan pengeluaran yang terkendali dan efisien, semakin banyak uang yang dapat dialokasikan untuk tabungan dan investasi.
2. Mempercepat Kemandirian Finansial: Pengeluaran yang rendah berarti jumlah tabungan yang diperlukan untuk mencapai kebebasan finansial juga berkurang, sehingga kemandirian finansial bisa tercapai lebih cepat.
3. Mengoptimalkan Kualitas Hidup: Hidup hemat berarti kita tidak harus mengorbankan kenyamanan atau kesehatan demi penghematan, tetapi tetap memaksimalkan nilai dari setiap pengeluaran.
Gaya hidup frugal dapat membantu masyarakat dalam menghadapi inflasi dan ketidakpastian ekonomi yang semakin tinggi. Dengan menjalankan prinsip frugal, kita dapat tetap mempertahankan stabilitas keuangan tanpa harus terjebak dalam gaya hidup boros yang menguras kantong.
Batas Antara Pelit dan Hemat
Dilansir dari situs fourpillarfreedom.com, salah satu pengguna Reddit memberikan pernyataan menarik mengenai perbedaan antara pelit dan hemat. “Menjadi pelit mungkin terjadi ketika kebijakan penghematan sedemikian rupa hingga seseorang menolak ikut dalam acara sosial demi menghemat sedikit uang. Pelit berarti lebih mementingkan uang daripada hubungan atau pengalaman.”
Perbedaan penting lainnya adalah bahwa orang hemat mengurangi pengeluaran tanpa mengurangi kualitas hidup, sedangkan orang pelit cenderung mengorbankan kualitas hidup untuk menghemat sebanyak mungkin uang. Berikut adalah contoh nyata perbedaan antara pelit dan hemat dalam berbagai aspek kehidupan:
Mengapa Hemat Itu Lebih Baik dari Pelit?
Menjadi hemat berarti kita memahami nilai uang tanpa harus menjadi ekstrem dalam berhemat. Hemat itu fleksibel, sementara pelit itu kaku. Orang yang menjalankan frugal living mampu menyeimbangkan antara penghematan dan kenikmatan hidup, tidak mengorbankan kualitas hidup mereka.
Sikap pelit memprioritaskan jumlah uang yang dihemat tanpa mempertimbangkan kualitas hidup. Banyak orang berpikir bahwa mengurangi pengeluaran sebanyak mungkin akan mempercepat pencapaian tujuan finansial mereka, tetapi sering kali hal ini hanya menurunkan kebahagiaan dan kualitas hidup.
Sebaliknya, frugal living atau gaya hidup hemat memungkinkan kita menikmati proses menuju tujuan finansial dengan cara yang lebih sehat dan menyenangkan. Pendekatan ini dikenal dengan istilah Slow FI (Slow Financial Independence) yang menekankan keseimbangan antara menabung dan menikmati hidup.
Cara Menghindari Hidup Pelit
Banyak orang yang tanpa sadar hidup pelit karena percaya bahwa mencapai kebebasan finansial adalah satu-satunya cara untuk bahagia. Namun, pendekatan ini sering kali membuat kita mengorbankan terlalu banyak aspek penting dalam hidup, seperti kesehatan, hubungan, dan pengalaman hidup yang berarti.
Untuk menghindari hidup pelit, kita perlu fokus pada perjalanan, bukan hanya tujuan. Beberapa cara untuk hidup hemat yang sehat adalah dengan:
1. Menentukan Prioritas Keuangan yang Jelas: Bedakan kebutuhan dan keinginan agar pengeluaran lebih terarah.
2. Membuat Anggaran Sesuai Kebutuhan: Sesuaikan anggaran dengan gaya hidup, dan sisihkan untuk tabungan tanpa menekan terlalu ketat.
3. Berinvestasi pada Barang Berkualitas: Barang berkualitas memang mahal, tetapi jika tahan lama, ini menjadi lebih hemat dalam jangka panjang.
4. Mengelola Pengeluaran Sosial: Sisihkan anggaran untuk kegiatan sosial tertentu yang memberikan kepuasan emosional.
Kita sering kali salah memahami antara hidup hemat dengan pelit. Padahal, hidup hemat bukan hanya sekadar menahan uang tetapi juga menikmati kualitas hidup dengan bijak. Frugal living memberikan fleksibilitas yang dibutuhkan untuk mencapai kemandirian finansial tanpa kehilangan kebahagiaan dan kenyamanan dalam hidup.