Bursa Asia Bervariasi Jelang Agenda Politik di China dan AS
- VIVA/M Ali Wafa
Asia, VIVA – Bursa Asia-Pasifik membuka perdagangan pasar dengan posisi yang beragam pada Senin, 4 November 2024. Investor bersiap mengamati sejumlah pertemuan parlemen dan agenda politik Amerika Serikat (AS) dan China.
Investor akan disibukkan dengan berbagai agenda politik yang berpotensi pengaruh terhadap pergerakan harga di pasar. Federal Reserve AS (The Fed) direncanakan kembali mengadakan pertemuan untuk membahas kebijakan moneter. Warga AS akan melakukan pesta demokrasi pemilihan presiden pada 5 November 2024.
Di samping itu, investor juga akan mencermati rapat anggota parlemen China. Pemerintah China diperkirakan segera mengumumkan rincian terkait pemberian insentif fiskal yang sudah dibahas pada rapat sebelumnya.
Data perdagangan China bulan Oktober dirilis pada Kamis, 7 November 2024. China membukukan pertumbuhan ekspor dan impor yang suram pada bulan September.
Korea Selatan akan melaporkan tingkat inflasi bulan Oktober Selasa (5/11/2024). Pasar memperkirakan inflasi akan menyusut menjadi 1,4 persen year on year (yoy) yang menandai penurunan beruntun selama tiga bulan.
Pada bulan Juli tingkat inflasi Korea Selatan berada di level 2,6 persen. Kemudian menyusut menjadi 2,0 persen pada bulan Agustus dan menurun lagi di bulan September menjadi 1,6 persen.
Bank sentral Australia juga mengumumkan keputusan suku bunga pada hari Selasa. Ekonom memprediksi Reserve Bank of Australia kemungkinan akan mempertahankan suku bunga tunai resmi pada level 4,35 persen.
Dikutip dari CNBC International pada Senin, 4 Oktober 2024, indeks saham unggulan Korea Selatan, Kospi dan Kosdaq kompak menguat masing-masing 0,96 persen dan 2,24 persen. Pasar Jepang ditutup karena libur.
Indeks Hang Seng Hong Kong berada lebih rendah dari posisi terakhir di akhir pekan, yaitu melemah dari 20.506,43 menjadi 20.490.
S&P/ASX 200 Australia melambung sebesar 0,21 persen. Indeks Tertimbang Taiwan turut mencatat kenaikan sebesar 0,27 persen.
Indeks acuan AS melorot di Wall Street pada penutupan perdagangan semalam. Dow Jones Industrial Average merosot sebanyak 0,3 persen, indeks S&P 500 anjlok sebesar 0,25 persen dan Nasdaq Composite melemah sebesar 0,3 persen.
Harga minyak mentah AS melonjak lebih dari 1 persen karena negara-negara anggota OPEC+ sepakat untuk menunda rencana peningkatan produksi bulan Desember selama satu bulan. Minyak mentah West Texas Intermediate meningkat sebesar 1,42 persen menjadi US$ 70,47 per barel dan minyak mentah Brent menguat sebesar 1,37 persen menjadi US$ 74,10.