Ungkap Tantangan Dunia Usaha, Aburizal Bakrie Harap Prabowo Benahi Persaingan Tak Sehat
- VIVA.co.id/Rahmat Fatahillah Ilham
Jakarta, VIVA – Pendiri Yayasan Dana Darma Pancasila, Aburizal Bakrie atau akrab disapa Ical meminta kepada Presiden Prabowo untuk membenahi permasalahan ekonomi di Indonesia. Salah satunya adalah adanya kepentingan politik yang membuat persaingan tak sehat dalam dunia usaha.
Selain kepentingan politik, Aburizal menilai kurangnya pengetahuan dasar ekonomi atau knowledge based economy para pelaku usaha menjadi salah satu tantangan dalam perekonomian Indonesia.
Hal tersebut disampaikan Aburizal Bakrie saat menghadiri acara HUT ke-14 Aliansi Kebangsaan di Jakarta Selatan, pada Selasa, 29 Oktober 2024.
"Saya menyampaikan bahwa di dalam dunia usaha sekarang ini, di samping kekurangan kita akan knowledge based economy tapi juga terlalu banyak kepentingan-kepentingan politik yang membentuk keberhasilan suatu usaha," ujar Aburizal Bakrie.
"Inilah yang kira-kira dengan satu harapan bahwa pemerintah yang baru bapak, Prabowo, dan Gibran ini benar-benar bisa membenahi masalah-masalah ini," sambung dia.
Aburizal menilai para pelaku usaha harus mempunyai pengetahuan dasar tentang perekonomian yang menciptakan keterampilan. Sehingga, orang yang memiliki keterampilan dapat bersaing secara sehat dengan para kompetitor.
Sebaliknya, ia berharap agar para pelaku usaha yang menghadirkan kepentingan politik justru tidak dapat bersaing secara sehat.
"Ini saya kira tidak sehat, ini saya kira mesti kita benahi kemudian bahwa orang yang betul-betul mempunyai satu knowledge based economy, mempunyai satu keterampilan mempunyai satu kesanggupan untuk kemudian bersaing, itulah yang harusnya menang," ujar Aburizal.
Dengan adanya persaingan yang sehat dalam dunia usaha, Aburizal yakin Indonesia dapat menjadi salah satu negara maju. Maka itu, ia berharap agar kemampuan para pelaku usaha lebih meningkat lagi menguasai semua bidang, termasuk pengetahuan, ekonomi, keuangan maupun teknologi.
"Kita tidak mungkin mencapai satu negara maju menghindarkan suatu middle income trap tanpa adanya suatu kemampuan kita untuk bersaing dengan menguasai satu pengetahuan, baik pengetahuan di bidang ekonomi, keuangan, maupun teknologi," tutur Aburizal.