Lewat Program Ini, Wamentan Jamin Kebutuhan Pangan RI hingga 80 Tahun Mendatang Mencukupi

Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Sudaryono
Sumber :
  • VIVA.co.id/Anisa Aulia

Jakarta, VIVA – Wakil Menteri Pertanian (Wanentan), Sudaryono menjamin pasokan pangan hingga 80 tahun yang akan datang akan terpenuhi secara baik. Menurutnya, hal ini bisa tercapai bila program cetak sawah 3 juta hektare yang dikerjakan saat ini berjalan sesuai perencanaan.

“Bukan hanya untuk kebutuhan tahun ini, besok, bulan depan, minggu depan, bukan. Tapi ini untuk beberapa dekade ke depan. Kami perkirakan dengan 3 juta itu bisa menjamin generasi kita 80 tahun ke depan," ujar Sudaryono dalam keterangannya, Selasa, 29 Oktober 2024.

Pedagang mengangkut bahan pangan di pasar. (Foto ilustrasi)

Photo :
  • ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

Karena itu, Sudaryono meminta semua pihak secara bersama-sama mendukung upaya tersebut agar dapat dikerjakan secara maksimal. Sudaryono menjelaskan, cetak sawah 3 juta hektare bukanlah program yang terkonsentrasi di satu tempat saja, melainkan ada di banyak daerah yang juga mendapat tanggung jawab untuk melakukan pengelolaan.

"Jangan dipikir 3 juta itu satu hamparan 3 juta. Ya, ada yang 10 ribu, 50 ribu di mana, kemudian sekian ratus ribu di mana, kemudian sekian belas ribu di mana. Total semuanya yang kita target kan ada sekitar 3 juta," katanya.

Mengenai hal ini, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menegaskan bahwa cetak sawah merupakan upaya percepatan yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto untuk swasembada pangan terutama dalam menghadapi krisis global. Karena itu, Kementerian Pertanian telah menyusun langkah strategis yang tertuang dalam blueprint swasembada pangan.

Amran menjelaskan saat ini ada dua konsep yang sedang dikerjakan. Pertama adalah Intensifikasi dan kedua adalah Ekstensifikasi untuk memastikan keberhasilan swasembada. 

Adapun intensifikasi dilakukan dengan pemanfaatan benih unggul, distribusi pupuk yang memadai, dan program pompanisasi di beberapa daerah sentra pangan seperti sekitar aliran Sungai Bengawan Solo, Cimanuk, dan Brantas. Selain itu, upaya optimalisasi lahan rawa seluas 360.000 hektar juga menjadi fokus utama.