Bursa Asia Bervariasi Terdampak Sikap Investor Tunggu Laporan Ekonomi Jepang dan China
- VIVA/M Ali Wafa
Asia, VIVA – Bursa Asia-Pasifik bergerak beragam saat membuka perdagangan pasar pada Jumat, 18 Oktober 2024. Investor masih setia menunggu data utama China sekaligus laporan inflasi Jepang.
Para ekonom memprediksi Produk Domestik Bruto (PDB) China pada kuartal-III 2024 mengalami kenaikan sebesar 4,5 persen. Pada kuartal-II 2024, China membukukan pertumbuhan PDB sebesar 4,7 persen.
Pemerintah negeri Tirai Bambu juga akan merilis indeks harga perumahan (house price index) bulan September pada hari Jumat pukul 09.30 waktu setempat. Ekonom memperkirakan gambaran gejolak ekonomi China.
Dikutip dari CNBC Internasional pada Jumat, 18 Oktober 2024, investasi di perkotaan diproyeksi meningkat sebesar 3,3 persen secara year on year (yoy). Pertumbuhan lebih lambat dari bulan sebelumnya di angka 3,4 persen.
Penjualan ritel berpotensi membukukan lonjakan sebesar 2,5% persen yoy. Angka tersebut lebih cepat laju kenaikan pada bulan lalu sebesar 2,1% persen. Begitu pula produksi industri yang diramal tumbuh 4,5 persen pada bulan September dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Inflasi Jepang pada bulan September mencapai 2,5 persen. Sedangkan, Indeks Harga Konsumen (CPI) kecuali harga makanan segar meningkat sebanyak 2,4 persen secara yoy. Pencapaian tersebut sedikit di atas ekspektasi pasar, yaitu sebesar 2,3 persen.
Sikap investor dalam mencermati laporan ekonomi China dan Jepang memberikan pengaruh terhadap pergerakan indeks di kawasan Asia. Nikkei 225 Jepang dibuka lebih tinggi 0,5 persen.
Indeks Topix menguat sebesar 0,34 persen. Kospi bergerak datar dan Kosdaq tergelincir sebanyak 0,22 persen.
Indeks Hang Seng Hong Kong juga melemah dari posisi terakhir pada penutupan kemarin di level 20.079,1 menjadi 19.974. S&P/ASX 200 Australia juga terkoreksi sebesar 0,42 persen.
Pasar Amerika Serikat juga menutup perdagangan dengan posisi fluktuatif. Namun, ketiga indeks berhasil mencatat hasil positif enam pekan berturut-turut.
Dow Jones Industrial Average menguat sebesar 161 poin atau 0,37 persen menjadi 43.239,05. Posisi tersebut merupakan rekor penutupan tertinggi baru imbas tersengat laporan ekonomi yang kuat sehingga meredakan kekhawatiran akan potensi resesi AS.
S&P 500 merosot sebesar 0,02 persen ke level 5.841,47 pada penutupan pasar dan sempat mencetak rekor tertinggi pada intraday di awal sesi perdagangan. Seiring melonjaknya saham produsen chip, Nasdaq Composite menguat sebesar 0,04 persen dan ditutup pada level 18.373,61.