Mitigasi Risiko Perubahan Perdagangan Global, Begini Strategi Tokio Marine Indoneesia
- VIVA.co.id/Anisa Aulia
Jakarta, VIVA – PT Asuransi Tokio Marine Indonesia (TMI) baru-baru ini menggelar seminar hybrid bertajuk Strategi Mitigasi Risiko dan Klaim yang ditujukan khusus untuk klien, broker, dan agen. Hal ini dilakukan untuk mitigasi risiko dan manajemen klaim di tengah perubahan signifikan.
Departement Head Claim TMI, Aminta Ginting mengatakan seminar ini menjelaskan strategi paling efektif dalam mitigasi risiko dan manajemen klaim, di tengah perubahan signifikan yang dipicu oleh kompleksitas perdagangan global, perubahan regulasi, meningkatnya frekuensi, dan tingkat keparahan kerugian.
Sebagai salah satu dari tiga pemimpin pasar asuransi pengangkutan di Indonesia, TMI tidak hanya menawarkan produk yang unggul tetapi juga didukung oleh lebih dari 250 claim settling agent yang siap menyelesaikan klaim di seluruh dunia.
“Jaringan global ini memungkinkan kami untuk menangani klaim secara efisien, sehingga memastikan klien kami mendapatkan penyelesaian yang cepat dan tepat, di mana pun klaim terjadi,” ujar Aminta dalam keterangannya Rabu, 16 Oktober 2024.
Sementara itu, Direktur Kepatuhan, Risiko, dan HRGA TMI, Cahyo Adi menekankan pentingnya pemahaman yang sama dalam manajemen risiko dan proses klaim agar risiko yang tak terduga tidak mengganggu operasional bisnis.
“Kami ingin memastikan bahwa klien dan mitra kami dapat mengelola risiko dengan efektif dan memanfaatkan layanan asuransi pengangkutan kami secara maksimal,” ujar Cahyo.
Sementara Nugraha Budi, S.SH, Advokat senior dari Kantor Hukum Nugraha Budi S.SH & Rekan, memaparkan aspek hukum dan penyelesaian sengketa dalam klaim asuransi pengangkutan.
Dalam paparannya, Dikarioso menjelaskan pentingnya memahami risiko dalam asuransi pengangkutan yaitu ketidakpastian akan terjadinya suatu peristiwa pengangkutan barang yang dapat menimbulkan kerugian ekonomis terhadap barang yang diangkut.
Lebih jauh, Dikarioso juga menjelaskan ada enam risiko dalam pengangkutan barang yang harus diwaspadai yaitu barang itu sendiri, kemasan barang, alat angkut, perjalanan, cuaca, dan lokasi pemuatan serta pembongkaran.
“Diperlukan pengetahuan teknis tentang sifat barang, cara mengemas, alat transportasi dari tempat produksi ke pelabuhan, rute perjalanan hingga pelabuhan kedatangan, lokasi serta fasilitas bongkar muat sehingga pengelolaan risiko pengiriman barang dapat dilaksanakan dengan baik,” tegas Dikarioso.