Industri Batu Bara Menuju Sunset, BUMI Siapkan Bisnis Baru
- VIVA.co.id/Anisa Aulia
Jakarta, VIVA - Industri batu bara mulai menuju sunset industry. Merespons hal ini emiten pertambangan nasional, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) menyebut kini tengah mempersiapkan bisnis baru.
Direktur PT Bumi Resources Tbk, Rio Supin mengatakan, akan habisnya masa industri batu bara ini didorong oleh penurunan permintaan yang diprediksi akan mulai mereda pada tahun 2024 ini. Industri batu bara pun diperkirakan akan bertahan dalam 20 tahun ke depan.
"Jadi yang dibutuhkan oleh atau yang kami rencanakan adalah kami mencoba positioning yang baru, mempersiapkan venture baru ke bisnis yang baru. Dengan memanfaatkan kekuatan dari coal business yang masih kita expect bertahan 10-20 tahun ke depan," ujar Rio dalam acara Rakornas Repnas di Menara Bank Mega, Jakarta, Senin, 14 Oktober 2024.
Rio mengatakan, BUMI juga akan terlibat dalam bisnis renewable energy atau energi baru dan terbarukan. Termasuk juga akan dilakukan lewat hilirisasi batu bara atau coal downstream project. Hal ini dikarenakan cadangan batu bara di RI masih sangat besar.
"Tidak mungkin kita biarkan ini menjadi mubazir. Jadi seperti dengan masuk ke coal downstream project, itu kita harapkan pertama menciptakan pasar yang baru. Jadi pasar batu bara di pembangkit yang turun kita harapkan bisa ter-substitute jika coal downstream project ini juga berkembang," terangnya.
Selain itu, Rio mengatakan bahwa BUMI juga tengah memfinalisasi rencana industri hilirisasi batu bara. Hal ini juga sebagai amanat undang-undang untuk melakukan hilirisasi batu bara.
"Nah di sini kami akan mengembangkan produk metanol dan amonia yang kami sekarang sedang persiapkan. Sehingga salah satu ke depan BUMI akan masuk ke bidang primary chemical ini kimia dasar sebagai pengganti dari bisnis batu bara yang utama," terangnya.