Bahlil Beberkan Alasan Kasih Gas Murah Buat 4 Perusahaan Ini

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia
Sumber :
  • VIVA.co.id/Anisa Aulia

Jakarta, VIVA - Sebanyak empat perusahaan baru berhak mendapat Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) atau gas murah untuk industri. Perusahaan itu diantaranya PT Indonesia Nippon Steel Pipe, PT Rumah Keramik Indonesia, PT KCC Glass Indonesia, dan Rainbow Tubulars Manufactures.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia mengatakan pemberian HGBT itu merupakan komitmen dari pemerintah untuk memberikan gas murah. Sebab, perusahaan tersebut telah berinvestasi dengan mambangun pabrik kaca di Kawasan Industri Terpadu Batang, Jawa Tengah.

"Jadi saya kemarin menandatangani ada penambahan perusahaan yang mendapat HGBT. Salah satu di antaranya adalah KCC pabrik kaca yang baru diresmikan kemarin di Batang. Memang itu sejak awal sudah dilakukan negosiasi, sejak mereka masuk, dan komitmen pemerintah untuk memberikan HGBT untuk gas," ujar Bahlil di Menara Bank Mega, Jakarta, Senin, 14 September 2024. 

Ilustrasi gas bumi

Photo :
  • VIVA.co.id/Muhamad Solihin

Selain itu, Kementerian ESDM juga mencabut sembilan perusahaan dari daftar penerima pengguna gas bumi tertentu. Bahlil menjelaskan, pencabutan ini dilakukan karena perusahaan tersebut sudah tidak memenuhi kriteria atau tidak mendapatkan manfaat dari kebijakan harga gas bumi tertentu.

"HGBT itu kan diberikan kepada perusahaan-perusahaan yang membangun penciptaan nilai tambah dan bisa dikatakan pionir dan mempunyai daya ungkit ekonomi. Nah, yang sudah terlalu banyak dan saya lihat FS-nya sudah bagus dan nilai ekonominya sudah bagus, sudah profit, ya boleh dong negara memberikan HGBT kepada yang belum FS-nya bagus," imbuhnya.

Sebelumnya, Menteri ESDM Bahlil mengumumkan empat perusahaan baru yang berhak untuk masuk daftar penerima program gas murah industri atau Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT).

Beleid yang mendasarinya yakni Keputusan Menteri ESDM Nomor 255.K/MG.01/MEM.M/2024 sebagai perubahan dari Keputusan Menteri ESDM Nomor 91.K/MG.01/MEM.M/2023 yang mengatur tentang pengguna gas bumi tertentu dan harga gas bumi tertentu di sektor industri. 

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama Kementerian ESDM, Agus Cahyono mengatakan, perubahan ini terjadi berdasarkan rekomendasi dari Menteri Perindustrian terkait pengguna gas bumi tertentu.

"Penambahan 4 industri baru sebagai pengguna gas bumi tertentu, yang berarti mulai sekarang, industri tersebut berhak menerima gas bumi dengan harga yang telah diatur khusus untuk sektor industri," kata Agus dalam keteranganya, dikutip Senin, 14 Oktober 2024.

Berikut adalah daftar 4 perusahaan baru yang berhak mendapatkan HGBT: 

1.   PT Indonesia Nippon Steel Pipe 

HGBT yang diterima Indonesia Nippon adalah sebesar US$5,44 per million of British thermal units (MMBtu), dan harga penyesuaian senilai US$4,5 MMBtu. Dengan biaya transportasi sebesar US$2 AS per MMBtu termasuk PPN, Indonesia Nippon akan mendapat pasokan gas bumi dari wilayah Jawa bagian Barat (JBN) dan Lampung melalui PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN), dan sumber gas berasal dari Medco E&P Gresik. 

2.   PT Rumah Keramik Indonesia 

HGBT yang diterima PT Rumah Keramik Indonesia adalah sebesar US$6,7 per MMBtu, dan harga penyesuaian senilai US$ 6,1 AS per MMBtu. Dengan tarif transportasi US$1,94 per MMBtu termasuk PPN, Rumah Keramik akan mendapat pasokan gas dari wilayah Jawa Tengah melalui PGN, dan sumber pasokan gas berasal dari PT Pertamina EP Cepu.

3.   PT KCC Glass Indonesia

HGBT yang diterima KCC Glass sebesar US$6,7 per MMBtu dan harga penyesuaian US$ 4,65 per MMBtu. Dengan biaya transportasi US$ 1,36 per MMBtu termasuk PPN, KCC Glass akan mendapat pasokan gas dari wilayah Jawa Tengah melalui PGN, dan sumber pasokan gas berasal dari PT Pertamina EP Cepu.

4.   PT Rainbow Tubulars Manufactures

HGBT yang didapatkan Rainbow Tubulars yakni senilai US$5,44 per MMBtu dan harga penyesuaian sebesar US$ 4,16 per MMBtu. Dengan biaya transportasi sebesar US$ 1,85 per MMBtu termasuk PPN, Rainbow Tubulars dapat menggunakan pasokan gas dari wilayah Kepulauan Riau melalui PGN dan sumber pasokan gas dari Medco E&P Gresik-Wilayah Kerja (WK) Corridor, atau pasokan untuk seluruh pengguna gas bumi tertentu melalui PGN di wilayah Kepulauan Riau.