LIT Buka Peluang Dongkrak Kerja Sama Dagang RI-China

Chinese Enterprises 'Go-Oversea-In-Depth Tour into Indonesia
Sumber :
  • VIVA.co.id/Anisa Aulia

Jakarta, VIVA – Lembaga Kerja Sama Ekonomi Sosial Budaya Indonesia-Tiongkok (LIT) akan menyelenggarakan acara business matching. Melalui acara ini diharapkan RI-China bisa membangun kemitraan strategis, terutama di bidang produk pangan dan bahan pangan. 

Mengambil tema 'Chinese Enterprises Go-Oversea-In-Depth Tour into Indonesia' acara dijadwalkan berlangsung di Hotel Mulia, Jakarta, pada 11-15 November 2024 mendatang. Selama lima hari, lebih dari 100 perusahaan dagang dan industri dari China akan bertemu dengan sekitar 150 perusahaan lokal Indonesia. 

Chairman LIT, Sudrajat menilai acara ini sebagai peluang besar bagi kedua negara untuk saling berbagi potensi dan inovasi di sektor pangan. Acara ini membuka kesempatan luas bagi pelaku usaha China untuk menggali potensi lokal Indonesia serta mengembangkan kolaborasi yang menguntungkan. 

“Kami percaya, sinergi antara pengusaha Indonesia dan Tiongkok akan memperkuat rantai pasok dan mendorong inovasi baru di industri pangan,” ujar Sudrajat dalam keterangannya Kamis, 10 Oktober 2024.

Adapun Indonesia saat ini mencatat pertumbuhan signifikan di sektor industri makanan dan minuman, dengan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai 5,53 persen pada kuartal II-2024. Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan PDB nasional yang tercatat sebesar 5,05 persen serta industri non-migas sebesar 4,63 persen.

Selain itu, industri makanan dan minuman memberikan kontribusi sebesar 40,33 persen terhadap PDB industri pengolahan non-migas, menjadikannya subsektor dengan kontribusi terbesar.

Sudrajat juga menekankan, pentingnya business matching ini dalam mempertemukan para pelaku industri pangan dengan produsen bahan baku, yang diharapkan dapat menghasilkan berbagai inovasi baru. 

“Business matching ini menjadi platform bagi pelaku industri untuk menemukan pemasok bahan baku potensial, membuka ide-ide baru, dan menemukan solusi yang bisa mendorong pengembangan industri pangan ke depan,” tambahnya.

Acara ini juga diharapkan dapat memperluas jaringan bisnis, baik bagi pengusaha Indonesia maupun China. Lebih dari sekadar platform kolaborasi, business matching ini diharapkan mampu membantu pengusaha dari kedua negara mengembangkan proyek serta meningkatkan peluang bisnis mereka ke tingkat yang lebih tinggi di pasar masing-masing.

Ekspor-Impor

Photo :
  • VIVA/M Ali Wafa

“Ini adalah kesempatan strategis bagi kedua negara untuk memperkuat hubungan ekonomi dan bersama-sama menciptakan solusi bagi pengembangan industri pangan di masa depan,” katanya.

Sementara itu, Chinese Enterprise Go-overseas, in-depth tour into Indonesia, Zhu Changliang mengatakan dalam era globalisasi yang terus berkembang dan penerapan Belt and Road Initiative, kerja sama ekonomi dan perdagangan antara China dan negara-negara di seluruh dunia semakin erat, menciptakan peluang tak terbatas bagi berbagai industri. Misalnya di sektor pangan. 

“Ukuran pasar kuliner China di luar negeri diperkirakan akan melebihi 400 miliar dolar AS pada 2026, dengan tingkat pertumbuhan tahunan sebesar 10 persen,” ujarnya.

Ilustrasi ekspor impor.

Photo :
  • VIVA.co.id/M Ali Wafa

Zhu mengatakan, sebagai negara dengan perekonomian terbesar di Asia Tenggara, Indonesia memiliki lebih dari 270 juta penduduk. Permintaan pasar yang besar ini menciptakan peluang besar bagi perkembangan industri pangan China di Indonesia. 

Menurut dia, Pemerintah Indonesia juga berkomitmen untuk mendorong perkembangan industri pangan dengan menerapkan berbagai kebijakan menguntungkan, seperti insentif pajak dan hibah tanah untuk investasi asing. 

“Langkah-langkah ini memberikan dukungan kuat bagi usaha pangan China untuk berkembang di Indonesia,” imbuhnya.