Punya 8 Juta Kader, GP Ansor Tegaskan Siap Jadi Hub Logistik dan Rantai Pasok Bisnis Nasional
- Istimewa.
Jakarta, VIVA – Gerakan Pemuda (GP) Ansor menegaskan dapat berkontribusi besar untuk industri logistik Tanah Air. Dengan sokongan 8 juta kader di seluruh Indonesia serta jejaring hingga luar negeri, GP Ansor mengajak industri logistik nasional berkolaborasi untuk mendorong efisiensi biaya sehingga produk-produk nasional semakin kompetitif.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) Addin Jauharuddin mengungkapkan, jejaring Ansor Hub tersebar di seluruh wilayah Indonesia dengan 34 pimpinan wilayah dari provinsi, kabupaten/kota, hingga desa dan bahkan hingga luar negeri.
"Kami siap berkolaborasi menjadi hub logistik di Indonesia," ujar Addin di depan para pengusaha saat menjadi pembicara di BNI Investor Daily Summit 2024 di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta, dikutip Kamis, 10 Oktober 2024.
Dia Menjabarkan, Ansor Hub bisa dimanfaatkan untuk industri logistik, seperti pemanfaatan lahan-lahan yang ada di pesantren dan di setiap kantor cabang GP Ansor. Semua itu semakin lengkap dengan sokongan sumber daya manusia (SDM) yang melimpah.
"Jangan ragu dan saya sekali lagi mengajak untuk jadikan Hub Ansor sebagai hub logistik. Kami akan membantu dalam hal apa pun karena jejaring dan sumber daya kami yang melimpah," ucapnya.
Addin lantas memaparkan ekosistem yang telah terintegrasi dengan sistem logistik GP Ansor di seluruh Indonesia. Dari segi bahan baku, kader GP Ansor memiliki perkebunan, pertanian, dan perikanan. Sementara, dari segi warehousing, bisa digunakan pondok pesantren dan sekolah.
"Dari segi distribusi tentu sudah berada di seluruh wilayah Indonesia dan untuk SDM juga melimpah dengan 8 juta lebih kader di seluruh Indonesia yang bisa berkontribusi untuk packaging, driver dan penyediaan transportasi," ucapnya.
Dalam kesempatan ini GP Ansor juga mendorong pemerintah segera membentuk badan khusus yang mengurus logistik agar biaya perjalanan semakin murah. Kehadiran peta jalan logistik nasional ini sangat penting untuk mendukung produk-produk lokal sehingga dapat bersaing di kancah domestik dan internasional.
"Dewan logistik nasional perlu dibentuk untuk menciptakan efisiensi cost logistic nasional, sehingga produk-produk nasional dapat bersaing di kancah domestik dan global," ujar Addin Jauharuddin.
Keberadaan dewan logistik nasional diyakini tak hanya menghadirkan efisiensi cost logistic, namun juga akan mendorong terciptanya sistem one stop service dan bisa berdampak ke pertumbuhan perekonomian nasional.
"Agar logistik bisa terintegrasi, maka lembaga setingkat kementerian, seperti dewan logistik nasional itu menjadi hal yang baik, yang mengurus semua aturan logistik agar menjadi satu dan efisien," katanya.
Keyakinan tersebut salah satunya berdasarkan pengalaman di lapangan. Addin memaparkan, organisasi yang dipimpinnya, juga memiliki hal yang sama seperti dalam industri logistik, yakni supply chain management (SCM) dan logistik. "Jutaan kader kami memiliki berbagai jenis usaha, sehingga kemudian logistik juga menjadi kendala besar," ujarnya.
Dengan adanya kendala ini, selain mengusulkan pembentukan dewan logistik nasional, Addin juga berharap Sistem Logistik Nasional (Sislognas) bisa terus berjalan.
"Sislognas bisa terus berjalan dan harapan kami bisa diturunkan melalui regulasi turunan, seperti peraturan menteri dan lain sebagainya. Road map Sislognas menjadi starting point penting peta jalan logistik nasional ke depan," tuturnya.