Pengusaha di Bandung Beberkan Proses Panjang Pengolahan Kopi Lokal yang Makin Mendunia

Satrea Amambi, pengusaha Wanoja Coffee dan John Richard, Founder Fugol Coffee
Sumber :
  • VIVA/Ainuni Rahmita

Bandung, VIVA – Secangkir kopi yang kita nikmati setiap pagi ternyata melalui proses yang panjang dan rumit. Hal ini diungkapkan oleh Satrea Amambi, pengusaha Wanoja Coffee yang berbasis di Bandung.

Berlokasi di Desa Laksana, Kecamatan Ibun, Kabupaten Bandung, Wanoja Coffee telah menjadi salah satu pelopor kopi lokal berkualitas internasional dari Jawa Barat.

"Proses tanaman kopi butuh waktu sekitar delapan bulan. Setelah delapan bulan ceri yang ada di tanaman kopi akan matang. Kemudian dipetik dan diantar ke Wanoja Coffee untuk disortir," ujar Satrea pada Selasa 1 Oktober 2024.

Proses tersebut menjadi tahap awal yang menentukan kualitas kopi yang akan dihasilkan.

Ceri kopi saat baru dipetik dan saat dikeringkan

Photo :
  • VIVA/Ainuni Rahmita

Menurut Satrea, ada tiga metode utama yang digunakan untuk memproses ceri kopi di Wanoja Coffee yaitu wash, honey, dan natural.

"Setelah disortir akan diproses dengan tiga jenis proses utama yaitu wash, honey, dan natural. Kalau proses wash proses cerinya akan dikupas, difermentasi, dicuci, dan dijemur. Kalau proses honey, ceri akan disortir, dikupas, dan dijemur. Terakhir, proses natural, ceri datang kemudian langsung dijemur," jelasnya lebih lanjut.

Masing-masing metode tersebut membutuhkan waktu yang berbeda-beda. Proses wash memakan waktu sekitar 7-8 hari, proses honey 8-9 hari, dan proses natural memerlukan waktu yang lebih lama, yakni 21 sampai 28 hari.

“Ketika ceri sudah kering, langsung kita giling. Proses giling membuat ceri mengelupas dan jadilah biji kopi atau green bean,” ungkapnya.

Handpick di Wanoja Coffee oleh ibu-ibu

Photo :
  • VIVA/Ainuni Rahmita

Setelah proses pengeringan selesai, Wanoja Coffee akan melakukan tahap terakhir  yang sangat penting, yaitu handpick dan quality control.

"Tahap terakhir adalah handpick, biasanya kita menggunakan tenaga ibu-ibu sekitaran sini. Kemudian kita lakukan quality control (QC), kita coba produknya. Setelah itu kita packing dan didistribusikan," jelas Satrea.

Produksi kopi di Wanoja Coffee terus meningkat. Tahun ini, Wanoja Coffee memproduksi sekitar 80 ton green bean. Sebanyak 50 ton dipasarkan di dalam negeri, sementara 30 ton diekspor ke Belanda, dan sekitar 19,2 ton dikirim ke Arab Saudi.

Jumlah volume Wanoja Coffee ini menunjukkan bahwa kopi lokal dari Jawa Barat kian mendunia dan diminati oleh pasar internasional.

Watermelon Smash dari Fugol Coffee Roaster

Photo :
  • VIVA/Ainuni Rahmita

Salah satu produk unggulan dari Wanoja Coffee adalah Watermelon Smash dari Fugol Coffee Roaster, yang menggunakan metode natural dalam pengolahannya.

"Salah satu produk green bean yang melakukan proses natural di tempat kita adalah Watermelon Smash dari Fugol Coffee Roaster dan jadi salah satu produk favorit," ungkap Satrea.

Watermelon Smash yang merupakan salah satu kopi arabika dari Fugol Coffee Roaster telah dipasarkan seharga Rp148.000 untuk 200 gram.

Produk ini tersedia di platform Tokopedia dan Tokopedia Shop dalam berbagai bentuk sesuai preferensi konsumen, mulai dari biji kopi hingga berbagai jenis gilingan, termasuk espresso, giling halus, giling sedang, giling kasar, dan giling v60.