Ketum Kadin Anindya Bakrie Tegaskan Pentingnya Industrialisasi Genjot Nilai Tambah
- VIVA.co.id/Anisa Aulia
Jakarta, VIVA – Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Anindya Bakrie menyoroti soal Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia yang ekspansif lebih dari 30 bulan beruntun.
Anindya menilai, ekspansifnya manufaktur RI menunjukkan bahwa industrialisasi sudah terjadi di Indonesia.
"Patut kita apresiasi bahwa selama 35 bulan berturut-turut PMI Indeks kita di atas 50, apa artinya? Industrialisasi terjadi. Industrialisasi sangat penting buat kita karena nilai tambah, bisa bayangkan kalau hanya bahan mentah itu nilai tambahnya sangat sedikit," ujar Anindya dalam acara Sarasehan Bersama Menteri Perindustrian RI Senin, 30 September 2024.
Meski belakangan PMI Manufaktur mengalami kontraksi, Anin begitu panggilan akrabnya optimis bahwa Pemerintah sudah menyiapkan strategi agar PMI kembali ekspansif.
"Memang beberapa bulan terakhir terkonstraksi. Tapi saya yakin tiap-tiapnya penjaga panjang sudah disiapkan," jelasnya.
Adapun PMI Manufaktur Indonesia pada Agustus 2024 mengalami penurunan ke level 48,9 dari sebelumnya yang berada di level 49,3.
Dia melanjutkan, sebagai mitra starategis pemerintah Kadin akan ikut berkolaborasi dengan pemerintah untuk mendorong industri manufaktur agar kembali ekspansif.
"Di sinilah Kadin sebagai mitra strategis pemerintah berdasarkan undang-undang Nomor 1 Tahun 1987 wajib kita mendengarkan dan mengerti. Sehingga nanti ke depannya habis 20 Oktober istilahnya kita hit the ground running," tegas Anin.