Lampaui Konsumsi Domestik, Jokowi ingin Produksi Mineral Jadi Kontributor Utama GDP RI

Presiden Joko Widodo (Jokowi)
Sumber :
  • Youtube Sekretariat Presiden

Nusa Tenggara Barat, VIVA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan meresmikan 2 smelter pada pekan ini, yakni smelter tembaga milik PT Amman Mineral di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan smelter Freeport di Gresik, Jawa Timur.

Usai meresmikan smelter tembaga PT Amman di NTB, Jokowi menegaskan bahwa upaya hilirisasi sumber daya alam mineral di Tanah Air, mulai saat ini akan semakin berkembang dan semakin maju ke depannya.

Supaya kontribusi dari produksi sektor mineral pada pemasukan negara ke depannya juga bisa semakin meningkat, bahkan hingga melampaui porsi konsumsi domestik sebagai sektor yang selama ini mendominasi gross domestic product (GDP) nasional.

"Kita tahu GDP ekonomi kita 56 persen itu bertumbuh pada konsumsi domestik. Ini yang harus diubah (melalui produksi)," kata Jokowi saat meresmikan smelter tembaga di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB), pada Senin, 23 September 2024.

Presiden Joko Widodo (Jokowi)

Photo :
  • Youtube Sekretariat Presiden

Karenanya, melalui peresmian smelter PT Amman di NTB hari ini, Jokowi pun mengaku bahagia. Karena Indonesia sebagai salah satu dari 7 pemilik cadangan tembaga terbesar dunia, bisa memasuki babak baru dalam upaya hilirisasi di sektor tersebut.

Saat ini, Indonesia dipastikan sudah tidak lagi berada pada masa di mana ekspor bahan mentah sangat tinggi, dan telah berubah menjadi negara yang bisa mengolah sumber daya alamnya (SDA) dan memproduksinya menjadi komoditas bernilai lebih.

"Semuanya yang bisa kita produksi di sini, itu akan kita lakukan. Jadi bukan lagi masanya kita mengekspor bahan mentah atau raw material. Karena kita ingin menyongsong menjadi negara industri maju, dengan mengolah sumber daya alamnya sendiri," ujar Jokowi.

Dengan demikian, diharapkan bahwa ke depannya Indonesia sebagai negara industri maju juga akan bisa menopang perekonomian nasionalnya dari aspek produksi, utamanya di sektor sumber daya alam mineral.

"Sehingga, GDP growth kita tidak tergantung pada konsumsi, tapi kita balikkan menjadi bertumpu pada produksi, bukan bertumpu pada konsumsi. Dan kita juga ingin kebutuhan produk-produk tembaga dunia itu ke depannya bergantung pada negara kita Indonesia," pungkasnya.