China Lawan Arus, Tolak Ikuti Jejak The Fed

Bank Sentral China
Sumber :
  • CNBC

China, VIVA – Bank sentral China resmi mempertahankan suku bunga acuan. Langkah ini jelas bertolak belakang dengan langkah The Fed justru agresif memangkas suku bunga mencapai 50 basis poin (bps).

Keputusan People Bank of China (PBOC) tidak mengubah suku bunga pinjaman membuat pasar kaget. Pasalnya, para pengamat memperkirakan China akan mengikuti jejak Federal Reserve AS.

Alasan Ekonom China perlu menurunkan suku bunga karena pemangkasan 50 basis poin oleh The Fed dinilai memberikan banyak ruang kelonggaran terhadap Tiongkok. Khususnya biaya pinjaman tanpa berisiko terhadap kemerosotan tajam nilai tukar Yuan.

Dikutip dari CNBC pada Jumat (20/9/2024), PBOC menuturkan tetap mempertahankan suku bunga acuan pinjaman satu tahun (LPR) pada level 3,35 persen. Sementara suku bunga lima tahunan di angka 3,85 persen. 

Ilustrasi pinjaman.

Photo :
  • Halomoney

Suku bunga pinjaman satu tahun memengaruhi pinjaman korporat dan sebagian besar pinjaman rumah tangga di China. Sedangkan suku bunga lima tahun bertindak sebagai patokan untuk suku bunga hipotek.

Pemangkasan suku bunga di dalam negeri memungkinkan fleksibilitas moneter yang lebih besar bagi China. Sehingga memprioritaskan pada pelonggaran beban utang pada konsumen dan bisnis seraya berupaya meningkatkan investasi dan pengeluaran. 

Sebelumnya, China juga membuat geger pasar dengan memangkas suku bunga pinjaman jangka pendek dan panjang pada bulan Juli. Langkah ini dilakukan guna memulihkan pertumbuhan ekonomi di tengah situasi krisis properti berkepanjangan dan melemahnya sentimen konsumen dan bisnis. 

Penjualan ritel, produksi industri, dan investasi perkotaan di China pada bulan Agustus tumbuh lebih lambat dari harapan pasar dan tidak sesuai ekspektasi ekono. Tingkat pengangguran di daerah kota naik ke level tertinggi dalam enam bulan. Sementara harga rumah turun dari tahun ke tahun pada laju tercepat dalam sembilan tahun. 

Data ekonomi yang mengecewakan itu menegaskan kondisi negara yang kurang bergairah dalam perekonomian. Tak hanya itu, menjdadi alarm pemerintah bertindakan lebih banyak melalui pemberian stimulus fiskal maupun moneter. 

Beberapa bank besar memangkas perkiraan mereka terhadap pertumbuhan PDB China sepanjang tahun hingga di bawah target resmi pemerintah sebesar 5 persen. Bank of America menurunkan perkiraan perihal pertumbuhan PDB Tiongkok tahun 2024 menjadi 4,8 persen dan Citigroup menurunkan ekspektasi menjadi 4,7 persen.