Perusahaan Singapura Jadi Pengendali Baru Siloam, Kuasai 55,4 Persen Saham

Siloam Hospitals.
Sumber :
  • VIVA/Nur Faishal

Jakarta, VIVA – Emiten pengelola rumah sakit, PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO) mengumumkan adanya pengendali baru yaitu Sight Investment Company Pte. Ltd. Perusahaan asal Singapura itu kini menguasai 55,4 persen saham SILO. 

Corporate Secretary SILO, Ratih Hadiwinoto menyampaikan hal tersebut dalam keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) tentang perubahan dalam pengendalian baik langusng maupun tidak langsung terhadap emiten. 

Dijelaskannya bahwa sebelum penyelesaian penawaran tender sukarela, Sight memiliki 1,35 miliar saham dalam perseroan yang mewakili 10,54 persen dari seluruh saham yang ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan. 

"Setelah penyelesaian penawaran tender sukarela, Sight memiliki 7,2 miliar saham atau mewakili 55,4 persen dari seluruh saham yang ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan," ujarnya dikutip dalam keterbukaan informasi, Kamis, 19 September 2024. 

Rumah Sakit Siloam.

Photo :
  • Dokumentasi Siloam.

Dengan posisi tersebut, lanjut Ratih, maka otomatis Sight menjadi pemegang saham mayoritas dan menjadi pengendali baru. 

"Dengan demikian Sight menjadi pengendali baru perseroan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan OJK No. 9/POJK.04/2018 tentang pengambilalihan perusahaan terbuka sejak tanggal penyelesaian," katanya. 

Sight Investment Company Pte. Ltd merupakan perusahaan holding investasi yang berkedudukan di Singapura. Sight adalah perusahaan yang dibentuk untuk berusaha dalam bidang aktivitas investasi.

Seperti diketahui, PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) melalui anak usahanya PT Megapratama Karya Persada dan perusahaan lainnya menjual sahamnya di Siloam Hospitals (SILO).

LPKR dalam keterangan resminya menjelaskan telah menjual 18,57 persen kepemilikannya di SILO. Dengan demikian, kepemilikan LPKR di SILO turun menjadi 29,09 persen. 

Dijelaskan, transaksi strategis ini memungkinkan Perseroan untuk mengurangi tingkat utang, memperkuat fokusnya pada bisnis real estat dengan tetap mempertahankan kepentingan strategis pada SILO sebagai penyedia layanan kesehatan terkemuka di Indonesia.

Presiden Direktur LPKR Marlo Budiman mengatakan, transaksi ini menandai sebuah langkah maju dalam penyelarasan strategis perseroan terhadap bisnis utamanya di bidang real estat. 

"Meskipun kami mengurangi kepemilikan saham di SILO, kami tetap berkomitmen untuk mendukung pertumbuhan dan kesuksesan SILO sebagai pemegang saham strategis," ujarnya dalam keterangan tertulis. 

PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR)

Photo :
  • Dok. Lippo

Ia menjelaskan, LPKR tetap optimis namun tetap berhati-hati terhadap masa depan bisnis Perseroan, dengan keyakinan bahwa langkah ini akan meningkatkan fleksibilitas keuangan dan memperkuat posisi Perseroan di industri real estate.

Sejak pendirian rumah sakit pertamanya di Lippo Village pada tahun 1992, LPKR telah membangun SILO menjadi jaringan layanan kesehatan terkemuka dengan 41 rumah sakit dan lebih dari 70 klinik di seluruh Indonesia. 

Keputusan untuk mengurangi kepemilikan saham SILO tersebut merupakan bagian dari strategi LPKR yang lebih luas untuk berkonsentrasi pada bisnis operasional kawasan yang terintegrasi penuh; dimana meliputi land banking, pengembangan kota mandiri, perumahan, lahan industri, perhotelan, mal gaya hidup, dan taman pemakaman.

Perseroan menerima dana tunai sebesar Rp 6,9 triliun dari transaksi ini, setelah dikurangi pajak. Sekitar Rp 3,9 triliun akan digunakan untuk membayar utang, termasuk obligasi dolar perseroan dan pinjaman lainnya.

Sisanya akan digunakan untuk investasi lebih lanjut, penyelesaian proyek, modal kerja dan tujuan korporasi lainnya. Dari transaksi ini, utang bersih LPKR diproyeksikan akan turun menjadi Rp 4,3 triliun.