Hacker Pembobol Indodax Diduga Kelompok Peretas Korut, Sudah 58 Kali Bobol Bursa Kripto

Ilustrasi hacker.
Sumber :
  • Freepik

Jakarta, VIVA – Sampai saat ini, Indodax masih dalam tahap perbaikan total (maintenance). Beredar informasi bahwa pelaku peretasan (hacker) diduga adalah Lazarus, sindikat kejahatan siber asal Korea Utara

Platform trading aset kripto di bawah nama PT Indodax Nasional Indonesia diduga diretas pada Rabu, 12 September 2024. Dengan total kerugian ditaksir mencapai US$ 20,5-21,8 juta setara Rp 316,04-336,09 miliar.

Nominal tersebut mencakup kebobolan di beberapa jenis aset kripto. Mulai dari Bitcoin senilai US$ 1,4 juta, TRON dan Polygon sebesar US$ 5 juta serta koin Optimism dan Ethereum lebih dari US$ 14 juta.  

Dikutip dari Cryptoslate pada Jumat 13 September 2024, Kepala AI Cyvers, Yosi Hammer, mengindikasikan hacker Indodax  adalah Lazarus, kelompok kejahatan siber dari Korea Utara. Prediksi Hammer mengacu pada pola yang dilakukan pelaku saat membobol platform jual-beli aset kripto tersebut. 

Ilustrasi aset kripto.

Photo :
  • Istimewa

“Serangan tersebut menunjukkan karakteristik khas kelompok peretas canggih, seperti Grup Lazarus, yang dikenal karena transfer aset yang cepat, pelanggaran kontrol akses, dan banyak pertukaran," ujar Hammer.

Namun, Hammer menegaskan masih terlalu dini untuk mengonfirmasi identitas penyerang. Selama tujuh tahun terakhir, Lazarus diduga telah melakukan 58 kali aksi pencurian siber. Mereka telah berhasil menggasak lebih dari US$ 3 miliar dalam bentuk aset kripto. 

Lazarus yang merupakan kelompok hacker andal menargetkan berbagai entitas jual beli kripto, termasuk platform bursa (exchanger) dan platform penghubung (bridges). Mereka  bahkan memasang CV palsu di papan lowongan kerja untuk menyusup ke proyek kripto.

Kelompok hacker Korea Utara ini pun mendapat julukan The World’s Most Prolific Cyber-Thief  (pencuri dunia maya paling produktif di dunia). 'Gelar' tersebut disematkan karena tingginya intensitas Lazarus dalam melakukan pencurian siber. 

Pengamat pasar menilai faktor tingginya kejahatan Lazarus berkorelasi dengan kondisi Korea Utara yang mulai mengadopsi aset kripto.  Negara otoriter iru tercatat sudah menggunakan kripto sebagai alat untuk menghindari sanksi dan mendanai program pembelian senjata. 

Chief Executive Officer Indodax Oscar Darmawan meminta para trader tidak perlu khawatir dananya akan hilang. Ia mengklaim dana pengguna aman seratus.

Bahkan, pihaknya akan mengeluarkan Proof of Reserve sehingga trader dapat dengan gamblang melihat jumlah aset kripto sesuai wallet member. Indodax pun berani mengadakan program giveaway di situasi kritis yang dinilai sebagian netizen sebagai komitmen menuntaskan kasus peretasan ini. Sebagai lagi menganggap hal giveaway Indodax hanya sebagai penghibur di masa berkabung.