Mentan Amran Pecat Direktur di Kementan usai Ketahuan Main Mata dengan Calo Proyek
- Kementan
Jakarta, VIVA — Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman kembali menegaskan komitmennya dalam memberantas praktik korupsi di Kementerian Pertanian (Kementan).
Baru-baru ini, ia mengambil tindakan tegas dengan mencopot seorang direktur berinisial IM, yang terlibat dalam kasus pengadaan barang dan jasa.
IM diketahui bekerja sama dengan calo untuk keuntungan pribadi. Pencopotan tersebut dilakukan secara cepat, hanya beberapa jam setelah laporan diterima oleh Mentan pada dini hari.
Langkah ini juga sejalan dengan tindakan tegas Mentan pada Kamis, 29 Agustus 2024.
Direktur Alat dan Mesin Pertanian (Alsintan), Fausiah T Landja, atas perintah langsung dari Mentan, melaporkan kasus dugaan penipuan ke kepolisian.
Fausiah menjadi korban pencatutan nama oleh pihak yang mengaku dapat memberikan akses ke proyek-proyek pengadaan dengan imbalan dana awal sebesar 15-20 persen dari nilai kontrak.
Laporan yang dibuat pekan lalu tersebut telah ditindaklanjuti, dengan pihak kepolisian memanggil pihak-pihak terkait untuk pemeriksaan.
"Kami menerima laporan minggu lalu, dan saat ini polisi sudah melakukan pemanggilan," ujar Amran, menekankan kecepatan respons aparat dalam menangani kasus ini.
Lapor ke Aparat Penegak Hukum
Sejak kembali menjabat sebagai Menteri Pertanian pada Oktober 2023, Amran Sulaiman terus memperkuat upayanya dalam memberantas korupsi di lingkungan Kementan.
Ia menginstruksikan Inspektorat Jenderal (Itjen) Kementan untuk menindaklanjuti setiap laporan mengenai calo atau broker yang meminta imbalan sebesar 20 persen untuk memperoleh kontrak.
Mentan juga tak segan-segan untuk melaporkan kasus yang terbukti ke ranah hukum.
"Saya telah menginstruksikan kepada Irjen untuk melaporkan ke aparat penegak hukum terkait informasi yang beredar di media, bahwa ada pihak yang menjanjikan proyek pengadaan di Kementan dengan syarat menyetor 15-20 persen dari nilai kontrak," tegas Amran.
Sejak pertama kali menjabat sebagai Mentan pada 2014, Amran telah menunjukkan konsistensinya dalam memberantas korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) di lingkungan Kementan.
Hingga kini, sebanyak 1.479 pegawai telah dimutasi atau didemosi, sementara 844 pegawai diberikan sanksi, dan sejumlah pegawai lainnya dipecat karena terlibat dalam tindakan korupsi.
Dalam satu kesempatan, Amran bahkan memecat beberapa pejabat eselon di Kementan dalam satu hari, jauh sebelum Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan mereka sebagai tersangka.
Salah satu kasus besar terjadi pada 2016, ketika Dirjen Hortikultura IH ditetapkan sebagai tersangka atas korupsi pengadaan sarana budidaya yang merugikan negara hingga Rp12,947 miliar.
Komitmen Amran Sulaiman
Tak hanya itu, Amran juga menunjukkan ketegasannya dalam melawan nepotisme. Salah satu contohnya adalah ketika adik iparnya mengikuti seleksi CPNS Kementan pada 2017 dan dinyatakan tidak lulus.
Amran justru mendukung penuh keputusan tim seleksi, meskipun melibatkan keluarganya sendiri. Ketegasan serupa ditunjukkan saat sahabatnya meminta bantuan untuk memenangkan tender proyek pupuk senilai Rp100 miliar, namun Amran dengan tegas menolaknya.
Selain itu, Mentan sering melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke unit-unit pelaksana teknis (UPT) di bawah naungan Kementan. Dalam sidak di Surabaya, Amran langsung mencopot pimpinan balai dan beberapa bawahannya yang tertangkap basah melakukan pungutan liar (pungli) dan tidak disiplin dalam bekerja.
Untuk memperkuat integritas, Mentan Amran menerapkan sistem pengendalian gratifikasi di seluruh lingkungan Kementan. Setiap gratifikasi yang diterima dalam bentuk apa pun, baik di rumah maupun kantor, langsung dilaporkan ke KPK.
Berkat sistem ini, Kementan berhasil meraih penghargaan dari KPK pada peringatan Hari Antikorupsi Sedunia pada Desember 2019, sebagai kementerian dengan sistem pengendalian gratifikasi terbaik.
Kinerja positif Kementan di bawah kepemimpinan Amran juga diakui oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang memberikan predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atas laporan keuangan Kementan selama tiga tahun berturut-turut, dari 2016 hingga 2018.
Sejak kembali menduduki jabatan Menteri Pertanian pada Oktober 2023, Amran langsung melakukan perombakan besar-besaran di jajaran pejabat eselon I. Sebanyak delapan pejabat diganti demi memastikan Kementan dapat bekerja lebih efektif dalam mendukung sektor pertanian.
Ketekunan Mentan Amran dalam menindak praktik korupsi berdampak besar pada kinerja sektor pertanian.
Indonesia berhasil mencapai swasembada beras sebanyak empat kali pada 2017, 2019, 2020, dan 2021 tanpa mengimpor beras medium.
Keberhasilan ini diakui secara global oleh FAO, yang memberikan penghargaan Agricola Medal kepada Presiden Joko Widodo atas kontribusi luar biasa Indonesia dalam sektor pangan.