5 Alasan Pinjaman Online Bikin Gen Z dan Milenial Terjebak Utang, Begini Cara Mengatasinya
- Inc. Magazine
Jakarta, VIVA – Generasi milenial dan Gen Z merupakan kelompok yang tumbuh di era digital dan memiliki akses yang sangat mudah terhadap berbagai layanan keuangan. Tak terkecuali pinjaman online alias pinjol yang populer dan kerap menawarkan kemudahan dalam pengajuan dan pencairan dananya.
Namun, kemudahan yang ditawarkan pinjol ini juga dapat menjadi pisau bermata dua jika tidak diimbangi dengan penggunaan yang bijak. Sebab, tanpa pengelolaan yang baik, banyak akhirnya milenial dan Gen Z yang akhirnya terjebak dalam lingkaran utang.
Menurut berbagai laporan, tingkat utang milenial dan Gen Z dari pinjaman online terus meningkat setiap tahunnya. Bahkan, berdasarkan data terbaru Otoritas Jasa Keuangan (OJK), milenial dan Gen Z menyumbang 37,17 persen dari total kredit macet di pinjaman online.
"Di Juli 2024 porsi wanprestasi 90 hari atau TPW 90 untuk gen Z dan milenial ini yang kami kategorikan di usia 19 sampai 34 tahun itu adalah 37,17 persen," kata Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (PVML) OJK, Agusman.
Sebab itu, penting bagi milenial dan Gen Z memahami risiko dan cara mengelola pinjaman online agar tidak terjebak dalam utang yang membelenggu.
Nah, berikut ini beberapa alasan mengapa Gen Z sering terjebak utang pinjaman online.
Alasan Milenial dan Gen Z Terjebak Utang Pinjol
1. Kurangnya Literasi Keuangan
Kurangnya literasi keuangan dan pemahaman tentang cara kerja pinjaman online, termasuk bunga, denda, dan risiko lainnya, bisa mejadi alasan bagi sebagian milenial dan Gen Z terjebak pinjol. Solusinya, adalah memperdalam pengetahuan tentang keuangan sebelum mengambil pinjaman. Selain itu, kenali juga ciri-ciri pinjaman online legal dan ilegal.
2. Tergiur Kemudahan dan Promosi
Pinjol sering kali menawarkan promo menarik, seperti bunga rendah atau tanpa jaminan. Ini bisa membuat masyarakat tergiur tanpa mempertimbangkan kemampuan membayar. Sebaiknya, jangan hanya fokus pada promo dan kemudahan dalam pencairan dana, tetapi hitung ulang kemampuan finansial Anda, apakah mampu membayar cicilannya?
3. Pinjam untuk Konsumtif, Bukan Produktif
Menggunakan pinjaman untuk belanja barang-barang konsumtif, seperti gadget atau liburan, yang tidak memberikan nilai tambah finansial, bisa menambah beban keuangan. Untuk mengatasinya, gunakan pinjaman hanya untuk kebutuhan produktif atau hanya jika mendesak.
4. Pengelolaan Keuangan yang Buruk
Tidak memiliki anggaran yang jelas sering menyebabkan Anda kesulitan mengelola pendapatan dan utang. Cara mengatasinya, yakni mulailah membuat anggaran bulanan dan disiplin dalam mengelola keuangan.
5. Pinjam dari Pinjol Ilegal
Jangan sampai terjebak pinjaman dari platform ilegal dengan suku bunga yang tidak masuk akal dan penagihan yang kasar. Pastikan untuk meminjam hanya dari pinjaman online legal yang terdaftar di OJK.