Bursa Asia Anjlok Setelah AS Rilis Data Pekerja, Jepang Pimpin Penurunan
- ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Jakarta, VIVA – Bursa Asia-Pasifik membuka pasar dengan bergerak ke zona merah pada Senin pagi, 9 September 2024. Ini menyusul laporan pekerja Amerika Serikat tidak sesuai ekspektasi pasar. Indeks Nikkei 225 Jepang mengalami kemerosotan paling tajam.
Data pekerja AS yang dirilis pada Jumat, 6 September 2024, menunjukkan pekerja nonpertanian naik 142.000. Nilai tersebut meleset dari perkiraan ekonom sebanyak 161.000. Di sisi lain, tingkat pengangguran turun menjadi 4,2 persen sesuai dengan ekspektasi pasar.
Agenda pelaku pasar kawasan Asia akan menilai angka PDB Jepang yang direvisi untuk kuartal-II 2024. Selain itu, mereka juga akan mengamati laporan inflasi China yang akan diumumkan pada hari ini.
PDB Jepang pada kuartal-II tahun 2024 meningkat sebesar 2,9 persen secara tahunan. Hasil tersebut lebih rendah dari harapan para ekonom, yakni 3,2 persen.
Laju inflasi China diperkirakan tumbuh 0,7 persen dari tahun lalu pada periode yang sama di bulan Agustus. Di mana pada bulan Juli, inflasi China mencatat kenaikan 0,5 persen.
Kondisi ekonomi tersebut membuat indeks Nikkei 225 Jepang anjlok 3 persen. Disusul kemerosotan Topix sebesar 2,79 persen.
Yen Jepang ikut melemah 0,2 persen terhadap dolar AS menjadi 142,55. Turun dari level terendah sembilan bulan yang dicapai pada akhir pekan.
Dikutip dari CNBC pada Senin, 9 September 2024, Direktur Pelaksana Strategi Valas BK Asset Management, Kathy Lien, menuturkan investor valas Yen akan mengamati pasar saham secara saksama guna menghindari sentimen negatif terhadap risiko meningkat dan pelonggaran perdagangan yen diperkirakan akan terus berlanjut. Ia memperkirakan akan ada beberapa periode penjualan agresif di saham bulan ini.
Indeks Kospi Korea Selatan turun 1,99 persen. Kosdaq berkapitalisasi kecil melorot 1,72 persen.
S&P/ASX 200 Australia juga melemah 0,6 persen. Diikuti indeks Hang Seng Hong Kong berjangka berada di level 17.443, lebih rendah dari penutupan terakhir HSI di level 17.444,3.
Pada Senin pagi, produsen peralatan listrik asal China, Midea Group, mengumumkan pencatatan 492,1 juta saham di Hong Kong dengan harga penawaran antara HK$52 dan HK$54,80 per saham.
Pada kisaran harga tertinggi, penawaran tersebut akan bernilai HK$26,97 miliar setara US$ 3,46 miliar. Nominal tersebut menjadikannya pencatatan terbesar di kota itu selama tiga tahun terakhir.
Di bursa Amerika Serikat, S&P 500 mencatat minggu terburuknya sejak Maret 2023 selama melantai di Wall Street. Senasib dengan Nasdaq Composite yang sarat teknologi mencatat minggu terburuknya sejak Maret 2022.
Selama sesi perdagangan hari Jumat, indeks secara umum turun 1,73 persen. Nasdaq tergelincir 2,55 persen dan Dow Jones Industrial Average turun 1,01 persen.