Jurus Pupuk Indonesia Pacu Inovasi Sukses Ciptakan Benefit hingga Rp 1,8 Triliun
- VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya
Jakarta, VIVA – PT Pupuk Indonesia (Persero) tengah menggenjot inovasi yang mengarah pada pertumbuhan serta keberlanjutan industri. Ini dilakukan guna menjawab berbagai tantangan di masa depan.
Direktur Utama Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi mengatakan, inovasi pada industri pupuk sangat krusial, mengingat peran strategis Pupuk Indonesia dalam mendukung ketahanan pangan nasional. Hal itu diutarakannya dalam acara Pupuk Indonesia Quality & Innovation (PIQI) 2024, yang digelar di Palembang.
"Ini adalah event konvensi inovasi yang dilakukan Pupuk Indonesia Grup. Seleksi inovasi dilakukan mulai dari level anak perusahaan, kemudian dilakukan agregasi dan dilombakan kembali di level holding," kata Rahmad dalam keterangannya, Jumat, 6 September 2024.
Dia mengaku, selama tiga tahun penyelenggaraannya, kontribusi benefit yang dihasilkan tercatat mencapai sebesar Rp 1,8 triliun, dan dinilai sebagai sebuah jumlah yang signifikan. 'Ini menandakan budaya inovasi sudah benar-benar melekat di pupuk Indonesia," ujarnya.
Rahmad mengatakan, proses agregasi dan kompetisi bertujuan menciptakan transfer knowledge antaranak perusahaan, sehingga penemuan di satu anak perusahaan bisa diterapkan di tempat lain dalam ekosistem Pupuk Indonesia Grup.
Bahkan, dia memastikan bahwa beragam karya inovasi Pupuk Indonesia sampai saat ini, telah terbukti berhasil memberikan kinerja operasional yang positif. Hal ini pun mendapat pengakuan publik di tingkat nasional maupun global. Dimana, Pupuk Indonesia berhasil masuk dalam daftar 100 perusahaan terbaik di Indonesia versi Majalah Fortune Indonesia, dan masuk ke dalam 500 perusahaan terbaik di ASEAN versi Majalah Fortune pada tahun 2024.
Karenanya, demi menjaga keberlanjutan kinerja positif, Pupuk Indonesia ke depannya akan semakin gencar menggalakkan budaya inovasi. Salah satunya melalui konvensi inovasi tahunan seperti PIQI 2024.
Para finalis PIQI 2024 tercatat mampu menjawab kebutuhan dan tantangan bisnis di Pupuk Indonesia, baik dari segi keandalan operasional, penekanan biaya produksi, peningkatan daya saing produk, hingga peningkatan efektivitas organisasi.
"Misalnya saja inovasi dari Pupuk Sriwidjaja Palembang yang memodifikasi unit daya hidrolik, sehingga mempercepat waktu perbaikan aktuator hidrolik yang merupakan komponen vital untuk mengendalikan berbagai peralatan dan mesin pada pabrik pupuk Urea," ujar Rahmad.
"Sebelum ada inovasi ini, proses perbaikan aktuator hidrolik memakan waktu 336 jam dan dilakukan oleh pihak ketiga. Setelah inovasi, perbaikan dapat dilakukan secara mandiri dan hanya memakan waktu 16 jam, sehingga meningkatkan keandalan operasional, efisiensi serta optimalisasi produksi," ujarnya.