PT Pindad dan PT DI Teken MoU Senilai Rp 2,7 Triliun dengan 3 Negara Afrika

Kendaraan Taktis Maung Tangguh Buatan PT Pindad
Sumber :
  • Dok. Pindad

Jakarta, VIVA - Indonesia dan tiga negara Afrika meneken nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) di sektor industri strategis, dalam perhelatan High-Level Forum on Multi-Stakeholder Partnerships (HLF-MSP) dan Indonesia-Africa Forum (IAF) ke-2 Joint Leaders Session 2024.

Direktur Afrika Direktorat Jenderal Asia, Pasifik, dan Afrika Kementerian Luar Negeri, Dewi Justicia Meidiwaty mengatakan, ketiga negara Afrika tersebut antara lain Afrika Selatan, Republik Demokratik Kongo, dan Senegal, dengan nilai kerja sama mencapai sekitar Rp 2,7 triliun. 

"Kesepakatan melibatkan dua perusahaan BUMN Indonesia, yaitu PT Pindad (Persero) dan PT Dirgantara Indonesia  (Persero)," kata Dewi dalam keterangannya, Rabu, 4 September 2024.

Pesawat Dari PTDI Diambil Kemenhan Untuk TNI AL

Photo :
  • VIVA/ Adi Suparman

Dia merinci, kerja sama yang dijalin PT Pindad di Afrika Selatan dilakukan dengan perusahaan Rheinmetall Denel Munition (RDM), untuk suplai produk industri strategis.

"Kerja sama ini menegaskan posisi Afrika Selatan sebagai satu-satunya negara di Afrika yang memiliki kemitraan strategis dengan Indonesia," ujarnya.

Sementara PT Dirgantara Indonesia (PT DI) memperkuat kehadirannya di Republik Demokratik Kongo (DRC) dengan penandatanganan MoU untuk pengadaan pesawat CN235 oleh pemerintah DRC. Selain itu, PT DI juga menyepakati pengadaan pesawat N219 untuk Kementerian Transportasi DRC.

"Langkah ini sejalan dengan komitmen Indonesia dalam mendukung upaya penanganan konflik di DRC, di mana Indonesia telah aktif mengirimkan Kontingen Garuda sebagai bagian dari misi perdamaian MONUSCO," kata Dewi.

Di Senegal, PT DI melanjutkan kerja sama dengan Senegalese Air Force melalui kontrak untuk periodic inspection pesawat. Sebelumnya, Senegal telah membeli tiga unit pesawat CN-235 dari PT DI sejak 2011, yang menunjukkan kepercayaan Senegal terhadap kualitas produk industri strategis Indonesia.

"Kerja sama ini mencerminkan komitmen Indonesia untuk memperkuat hubungan bilateral dengan negara-negara Afrika, serta meningkatkan peran industri strategis nasional di pasar global," ujarnya.