Rosan Roeslani Optimis Ekonomi Indonesia Tumbuh 8%, Meski Sosialisasi Kebijakan Masih Jadi Kendala
- APEC Business Advisory Council (ABAC)
Jakarta, VIVA – Menteri Investasi, Rosan Roeslani menyatakan bahwa tidak ada alasan bagi Indonesia untuk tidak mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 8%. Pernyataan ini disampaikan dalam acara Future of Indonesia Dialogue di Hutan Kota by Plataran, Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Sabtu (31/8/2029).
Acara tersebut merupakan kerja sama antara APEC Business Advisory Council (ABAC) Indonesia dengan Kementerian Investasi/BKPM dan Kementerian Keuangan.
Rosan Roeslani menekankan bahwa potensi ekonomi Indonesia sangat besar, didukung oleh pernyataan dari para menteri yang ditemuinya di Singapura.
“Saya masih ingat dalam pembicaraan saya dengan para menteri di Singapura, bahwa dibilang mestinya tidak ada alasan untuk tidak mencapai pertumbuhan enam, tujuh atau bahkan delapan persen,” kata Rosan, Sabtu (31/08/2024).
Menurutnya, pertumbuhan ekonomi sebesar 8% bukanlah target yang mustahil. Ia juga menyoroti pencapaian yang telah lebih dulu dilakukan oleh negara yang sama-sama terletak di benua Asia yaitu China.
“Angka tersebut sangat kecil dari China, jadi kalau negara lain saja bisa, saya yakin bahwa kita bisa mencapai pertumbuhan itu,” ujar Rosan.
Rosan menegaskan bahwa Indonesia memiliki keunggulan dalam teknologi satelit, yang meningkatkan konektivitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi. Selain itu, potensi kekayaan alam yang besar dan kebijakan pemerintah yang pro-investasi menjadi keuntungan bagi Indonesia untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang signifikan.
“Modal utama kita adalah pusat satelit yang kita punya, dibandingkan oleh negara-negara lain. Kedua, kita punya begitu banyak potensi baik kekayaan alam dan kebijakan policy,” ungkapnya.
Namun, Rosan mengakui bahwa meskipun pemerintah telah menerapkan kebijakan yang baik, seperti omnibus law dan berbagai reformasi lainnya, seringkali kebijakan tersebut tidak tersampaikan dengan efektif kepada masyarakat.
“Tapi, kadang-kadang kebijakan yang kita sudah baik, contohnya seperti omnibus law dan lain-lain itu tidak tersampaikan ke mereka, tidak tersosialisasikan kepada mereka,” ujar Rosan.
Secara keseluruhan, Rosan Roeslani yakin bahwa Indonesia memiliki semua modal yang dibutuhkan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 8%.
Dengan komitmen yang kuat dari semua pihak dan strategi yang tepat, Indonesia tidak hanya dapat mencapai target tersebut, tetapi juga memperkuat posisinya sebagai salah satu kekuatan ekonomi utama di Asia dan dunia.
Acara tersebut juga dihadiri oleh tokoh-tokoh penting lainnya, termasuk Hashim Djojohadikusumo, Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra sekaligus CEO Arsari Group, serta Anindya Novyan Bakrie, CEO Grup Visi Media Asia (VIVA).
Kehadiran mereka menunjukkan dukungan kuat dari berbagai kalangan terhadap upaya pemerintah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi. Hashim dan Anindya turut memberikan pandangan mereka mengenai pentingnya pertumbuhan ekonomi di Indonesia.