Kisah Wili, Owa Jawa yang Hidup Aman dan Nyaman di Gunung Puntang

Owa Jawa di Pegunungan Puntang
Sumber :
  • VIVA.co.id/M Ali Wafa

Kabupaten Bandung, VIVA – Tangan yang lebih besar dan panjang dari pada kakinya membuat Wili lincah bergelayutan dari dahan satu ke dahan yang lainnya. Sesekali tangan besarnya itu memetik buah-buahan atau biji-bijian lalu memasukkan ke mulutnya.

Wili hidup tak sendiri. Ia hidup bersama dengan pasangan dan anaknya. Udara yang bersih, sejuk dan nuansa alam asri membuat Wili hidup aman dan nyaman, sepertinya ia betah tinggal di sana.

Wili adalah seekor Owa Jawa jantan yang dilepasliarkan ke habitat alaminya sejak Oktober 2017 di Kawasan Hutan Lindung Malabar, Gunung Puntang, Bandung Selatan. Ia hidup bersama dengan pasangannya, Sasa, si Owa Jawa betina dan sudah memiliki seekor anak bernama Jatna.

Owa Jawa dikenal merupakan hewan yang setia dengan satu pasangan saja atau monogami. Mereka hidup dengan kelompok-kelompok kecil di satu teritori. 

"Jadi ini Owa yang dahulunya direhabilitasi, tapi sudah dilepasliarkan tahun 2017, sudah punya anak," kata Koordinator Edukasi Yayasan Owa Jawa, Muhammad Abduh alias Kang Duhe di Gunung Puntang, Jumat, 30 Agustus 2024.

Koordinator Edukasi Yayasan Owa Jawa, Muhammad Abduh alias Kang Duhe

Photo :
  • VIVA.co.id/Fikri Halim

Duhe menjelaskan, teritorial Owa Jawa liar di alam ada di sekitar 15 sampai 17 hektare untuk satu keluarga. Mereka menandakan teritorial dengan suaranya yang melengking dan air seni atau urine.

"Suara Owa Jawa ini bisa terdengar sampai 5 km," katanya. 

Duhe juga menjelaskan bahwa keanekaragaman hayati di kawasan hutan lindung ini masih sangat terjaga. Beberapa yang berhasil tertangkap kamera oleh pihak Yayasan Owa Jawa adalah macan tutul yang masuk dalam spesies kunci atau key species.

"Ini termasuk key species (macan tutul). Jadi Owa Jawa, Elang Jawa, dan Macan Tutul, itu termasuk key species. Indikasinya adalah ketika 3 binatang ini masih ada, berarti hutannya masih bagus, karena mereka hanya berdiam di hutan yang bagus atau hutan primer saja. Kalau di hutan heterogen atau campuran mereka tidak akan ada di situ," jelas Duhe.

Owa Jawa ini memiliki  peran penting dalam peningkatan kualitas ekosistem lingkungan. Mereka akan menyebarkan biji-bijian dari buah yang mereka makan, dan secara tidak langsung menjaga kelestarian hutan. Keberadaan Owa Jawa adalah indikator kualitas hutan yang baik.

Kolaborasi Pertamina Dalam Pelestarian Owa Jawa

Owa Jawa di Pegunungan Puntang

Photo :
  • VIVA.co.id/M Ali Wafa

Pelepasliaran owa Jawa ke habitat aslinya di Gunung Puntang oleh Yayasan Owa Jawa sudah dilakukan sejak 2013 dengan total owa Jawa yang dilepasliarkan berjumlah 42 individu. Hal itu diungkapkan Manajer Program Yayasan Owa Jawa drh Pristiani Nurantika. 

Setelah dilepasliarkan, pihak Yayasan Owa Jawa terus melakukan monitoring terhadap puluhan owa Jawa tersebut. Proses monitoring dilakukan dengan kegiatan pengamatan perilaku satwa dari jarak yang aman, yakni 15-20 meter. 

"Pengamatan kami lakukan secara manual," lanjut drh Pristiani saat melakukan monitoring perkembangan owa Jawa di habitat aslinya di Kawasan Hutan Lindung Malabar, Gunung Puntang. 

Pertamina Hulu Energi (PHE) melalui PEP Subang Field Regional Jawa sebagai Subholding Upstream Pertamina, berkolaborasi dengan Yayasan Owa Jawa ini dalam upaya mmenyelamatkan primata langka di Gunung Puntang. Ini merupakan bukti komitmen konservasi yang dilakukan PHE.

"Konservasi owa Jawa termasuk dalam program pelestarian keanekaragaman hayati yang diusung Perusahaan," ujar Direktur Eksplorasi PHE, Muharram Jaya Panguriseng, di sela-sela melakukan monitoring owa Jawa yang telah dikembalikan ke habitat alaminya.

Populasi owa Jawa (hylobatesmolochh) diperkirakan tinggal sekitar 2.000-4.000 ekor saja di dunia. Karena itu, primata ini menjadi salah satu satwa yang dilindungi dan masuk dalam daftar merah International Union for Conservation of Nature (IUCN) dengan status terancam punah (endangered).

Owa Jawa juga masuk ke daftar Apendiks I Convention on International Trade in Endangered (CITES). Persebaran owa Jawa kini hanya terbatas di Pulau Jawa bagian barat, dan menjadikannya spesies owa paling langka di dunia.

Terakhir kali pelepasliaran owa Jawa dilakukan pada 10 Agustus 2024 sebanyak 5 individu. Momen pelepasliaran tersebut bertepatan dengan Hari Konservasi Alam Nasional.

PHE turut menyerahkan bantuan dukungan pembinaan kepada Yayasan Owa Jawa. Bantuan ini guna mendukung keberlanjutan program konservasi owa Jawa di Kawasan Hutan Lindung Malabar, Gunung Puntang. 

Pertamina Hulu Energi (PHE) serahkan bantuan ke Yayasan Owa Jawa dan Masyarakat Peduli Alam Puntang

Photo :
  • VIVA.co.id/Fikri Halim

Konservasi owa Jawa termasuk dalam program pelestarian keanekaragaman hayati yang diusung Subholding Upstream Pertamina, dan merupakan bagian dari dukungan untuk pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) poin 15, yaitu melindungi, memulihkan, dan mendukung penggunaan ekosistem darat berkelanjutan dan menghambat hilangnya keanekaragaman hayati.