Bapanas Sebut Realisasi Bantuan Pangan Beras Sudah 94,4 Persen

Bulog kembali salurkan beras bantuan pangan
Sumber :
  • Bulog

Jakarta, VIVA – Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat, realisasi bantuan pangan (Banpang) beras yang dialokasikan untuk Agustus, Oktober, dan Desember per 26 Agustus mencapai 208,2 ribu ton. Angka itu sudah 94,64 persen dari target salur 220 ribu ton untuk Agustus 2024. 

Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi menyampaikan apresiasinya ke Perum Bulog dan pemerintah daerah atas konsistensinya dalam melaksanakan program bantalan ekonomi yang dicanangkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sejak April 2023 tersebut.

"Saya dipesankan oleh Bapak Presiden Joko Widodo supaya program banpang beras terus dikerjakan dengan sebaik-baiknya. Ini tentu karena beliau menaruh concern terhadap keberlanjutan sokongan bagi 22 juta keluarga penerima manfaat di seluruh wilayah Indonesia," ujar Arief dalam keterangannya Kamis, 29 Agustus 2024.

Presiden Joko Widodo mengecek ketersediaan beras dan menyerahkan bantuan pangan kepada masyarakat penerima manfaat, di kompleks Pergudangan Bulog Kampung Melayu, Kota Singkawang, Kalbar, Rabu 20 Maret 2024.

Photo :
  • VIVA.co.id/Destriadi Yunas Jumasani (Pontianak)

Adapun dalam laporan realisasi Banpang beras yang diterimanya, sebanyak 16 dari 38 provinsi telah menuntaskan distribusi beras dari gudang Bulog.

Menurut Arief, dengan adanya Banpang beras ini turut menjadi stabilisator terhadap fluktuasi harga beras di tingkat konsumen.

Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), terdapat penurunan jumlah kabupaten/kota yang mengalami kenaikan harga beras seiring dengan disalurkannya Banpang. Pada minggu keempat Juli, terdapat 120 kabupaten/kota. Kemudian mulai awal Agustus ada penyaluran Banpang beras, sehingga pada minggu keempat Agustus terdapat 118 kabupaten/kota yang mengalami kenaikan harga beras.

sorot non tunai - BPNT - Bantuan Pangan Non Tunai - E-warong

Photo :
  • ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani

Begitu pula pada perkembangan data jumlah kabupaten/kota yang mengalami penurunan harga beras. Sampai minggu keempat Agustus terdapat 93 kabupaten/kota yang terkait itu. Ini cukup positif jika dibandingkan pada minggu pertama Agustus dengan 73 kabupaten/kota mengalami depresiasi harga beras

"Dengan Banpang beras yang disalurkan secara masif seperti ini, ampuh sebagai penekan harga beras di masyarakat. Inflasi pun bisa tetap terkendali sesuai target sasaran pemerintah. Kita pun bersiap mengatasi situasi perberasan yang ditengarai akan menghadapi fenomena iklim yang kian menantang," jelasnya.

Lebih lanjut, kontribusi banpang beras dalam pengendalian inflasi tampak dalam pergerakan inflasi volatile food. Beras jadi salah satu unsur dominan yang mempengaruhinya. Per Juli 2024, tercatat berada di 3,63 persen dari angka sebelumnya di 5,96 persen. Secara tahunan, tingkat inflasi volatile food Juli 2024 jauh lebih ciamik dibandingkan Maret 2024 yang sempat berada di 10,33 persen.

BPS juga mencatat inflasi tengah tahun banyak disumbang oleh komoditas harga bergejolak. Selama kurun 6 tahun terakhir, inflasi komponen harga bergejolak kerap berada di angka yang paling tinggi dibandingkan komponen harga inti dan harga diatur pemerintah.