Operasional Motor Listrik Lebih Murah Daripada Pakai Bensin, Intip Itung-itungan ESDM
- VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya
Jakarta, VIVA – Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Dadan Kusdiana memastikan, penggunaan motor listrik jauh lebih murah dibandingkan dengan biaya yang harus dikeluarkan untuk motor berbahan bakar bensin atau energi fosil.
Perhitungannya, per liter bahan bakar minyak (BBM) dapat digunakan sepeda motor konvensional untuk menempuh jarak rata-rata sejauh 35 km, dengan buangan emisi mencapai 2,5 kg karbon dioksida (CO2).
"Jadi satu liter (BBM) itu emisinya 2,5 kg. Kalau pakai Pertamax itu harganya Rp13.700 per liter," kata Dadan dalam acara 'EV Conversion Forum 2024' di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis, 22 Agustus 2024.
Sementara motor listrik hanya membutuhkan daya sebesar 1 KWh untuk menempuh jarak 35 km, namun emisi yang dihasilkan hanya 1,5 kg CO2.
"Kita sudah lakukan uji coba 10.000 km dengan boncengan, itu 1 KWh 35 km. Jadi, 1 liter bensin sama dengan 1 KWh. Dari sisi emisi, kira-kira 1 kg CO2 kalau pakai motor listrik," ujarnya.
Sementara dari aspek biaya, per KWh daya yang diperlukan motor listrik hanya sekitar Rp 2.000 di setiap Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU). Sehingga, terdapat selisih yang sangat jauh antara Rp 13.700 harga Pertamax per liter, dengan biaya hanya sekitar Rp 2.000-an bagi kendaraan listrik per KWh.
"Kalau di SPKLU angkanya mungkin di Rp 2.400, Rp 2.000-an lah. Jadi, Rp 2.000-an versus Rp 13.700 atau versus harga-harga yang lain. Kira-kira manfaatnya secara mikro di tingkat konsumen seperti itu," kata Dadan.
Karenanya, lanjut Dadan, pemerintah melalui Kementerian ESDM pun akan terus menggaungkan kampanye sepeda motor listrik, khususnya program konversi motor listrik sebagai salah satu upaya memasifkan penggunaannya.
"Karena itu menjadi tanggung jawab Kementerian ESDM," ujarnya.
Senada, Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Eniya Listiani Dewi menyebut, selain menghasilkan penghematan di kalangan masyarakat, konversi motor konvensional ke motor listrik juga mencipta multiplier effect yang dapat menggerakkan perekonomian.
Dimana, Kementerian ESDM juga terus berupaya menggandeng SMK-SMK maupun bengkel-bengkel UMKM di seluruh Indonesia, untuk mempelajari teknik konversi sepeda motor listrik guna menumbuhkan skill baru di tengah kampanye transisi energi.
"Ini salah satu wujud dari greenjobs yang selama ini digaung-gaungkan. Ini mungkin hanya mengkonversi, tapi dalam proses konversinya itu tumbuh skill bagaimana mengetahui baterai dan bagaimana mengontrol baterai dalam kendaraan itu," ujarnya.