Kejar Target Pertumbuhan Ekonomi, Sri Mulyani Bakal Optimalkan APBN Jaga Stabilitas

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati (dok: Instagram smindrawati)
Sumber :
  • VIVA.co.id/Anisa Aulia

Jakarta, VIVA – Ekonomi RI pada kuartal II-2024 tumbuh 5,05 persen secara tahunan di tengah prospek perekonomian global yang relatif stagnan dan penuh ketidakpastian. Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pemerintah akan terus memantau risiko stagnasi perekonomian global yang diperkirakan berlanjut sepanjang tahun 2024. 

"APBN 2024 akan terus dioptimalkan untuk menjaga stabilitas dan momentum pertumbuhan ekonomi sehingga target pertumbuhan sebesar 5,2 persen dapat tercapai," kata Sri Mulyani dalam keterangannya, Senin, 5 Agustus 2024.

Ilustrasi Pertumbuhan Ekonomi/Realisasi Investasi.

Photo :
  • VIVA/M Ali Wafa

Bendahara Negara ini mengatakan, tumbuhnya ekonomi RI di kuartal II-2024 ini ditopang oleh kuatnya permintaan domestik dan meningkatnya kinerja ekspor. 

“Di tengah berbagai tantangan kondisi global, hasil ini menjaga optimisme target-target kinerja perekonomian nasional, kita lihat konsumsi rumah tangga dan investasi memberikan kontribusi yang baik, di sisi lain ekspor juga masih menunjukkan kinerja yang baik. Tentunya ke depan Pemerintah akan terus menyiapkan berbagai kebijakan dan strategi untuk memastikan pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan,” jelasnya.

Adapun dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga tumbuh sebesar 4,93 persen secara year on year (yoy). Hal ini didorong oleh periode libur hari besar keagamaan dan libur sekolah yang lebih panjang. 

Selain itu, daya beli masyarakat terjaga seiring dengan terkendalinya inflasi, kenaikan gaji ASN, pemberian gaji ke-13 dengan tunjangan kinerja 100 persen, serta penciptaan lapangan kerja baru yang lebih besar di awal tahun 2024 sebesar 3,55 juta. 

Sementara, konsumsi Pemerintah tumbuh positif sebesar 1,42 persen,meskipun basisnya sangat tinggi pada periode yang sama tahun lalu (10,47 persen). Hal ini terutama didukung oleh penyerapan belanja modal dan belanja barang yang cukup tinggi, masing-masing sebesar 39,5 persen dan 6,1 persen. 

Tingginya pertumbuhan konsumsi pemerintah pada triwulan II tahun lalu terutama karena THR dan gaji-13 ASN yang diberikan pada bulan April dan Juni, sementara di tahun ini diberikan pada bulan Maret dan Juni. 

Sri Mulyani melanjutkan, secara keseluruhan, kinerja pertumbuhan ekonomi yang resilien dan konsisten di atas 5 persen memberikan dampak signifikan bagi kesejahteraan masyarakat. 

"Angka pengangguran menurun dari 5,45 persen di tahun 2023 menjadi 4,82 persen  tahun ini, sementara tingkat kemiskinan juga terus menurun dari 9,36 persen menjadi 9,03 persen. Penciptaan lapangan kerja di tahun 2024 juga mencapai 3,55 juta orang, meningkat dari sebelumnya sebesar 3,02 juta orang yang akan terus memperkuat daya beli masyarakat ke depan," imbuhnya.