Sri Mulyani Klaim Fondasi APBN 2024 Kuat, Dukung Transisi ke Era Prabowo

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati
Sumber :
  • VIVA.co.id/Anisa Aulia

Jakarta, VIVA - Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati meyakini, kinerja APBN 2024 memiliki modal yang kuat untuk mendukung transisi ke tahun anggaran 2025, atau saat kendali pemerintahan mulai dipimpin oleh Prabowo Subianto.

"Kinerja APBN yang diprakirakan tetap terjaga sampai akhir tahun ini, akan menjadi fondasi kuat untuk mendukung transisi yang solid di 2025," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers KSSK, dikutip Sabtu, 3 Agustus 2024.

Dia menjabarkan, sampai kuartal II-2024, APBN terjaga dengan defisit yang terkendali sebesar Rp 77,3 triliun, atau 0,34 persen terhadap PDB. Sementara keseimbangan primer tercatat juga masih mencetak surplus sebesar Rp 162,7 triliun.

"Realisasi pendapatan negara mencapai Rp 1.320,7 triliun atau 47,1 persen dari target APBN 2024, terkontraksi 6,2 persen secara tahunan," ujarnya.

Selain itu, realisasi penerimaan pajak mencapai Rp 1.028,0 triliun, atau terkontraksi 7,0 persen secara tahunan. Hal itu antara lain akibat adanya penurunan penerimaan pajak serta kepabeanan cukai, karena moderasi harga komoditas.

"Ada pula peningkatan restitusi, serta terjadinya downtrading ke golongan rokok dengan tarif CHT yang lebih rendah," kata Menkeu.

Kemudian, realisasi penerimaan negara bukan pajak (PNBP) tercatat mencapai Rp 288,4 triliun, atau terkontraksi 4,5 persen secara tahunan. Hal itu dipengaruhi oleh penurunan lifting migas, serta moderasi harga mineral dan batu bara.

Selanjutnya, kata Sri Mulyani, realisasi belanja negara tumbuh 11,3 persen secara tahunan menjadi Rp 1.398,0 triliun. Faktor pendukungnya yakni dipengaruhi oleh berbagai upaya mendorong agenda pembangunan, pertumbuhan ekonomi, dan tetap menjaga kesejahteraan rakyat.

"Realisasi belanja negara meliputi realisasi belanja pemerintah pusat yang mencapai Rp 997,9 triliun, atau tumbuh 11,9 persen secara tahunan. Sementara realisasi transfer ke daerah mencapai Rp 400,1 triliun, atau tumbuh 9,9 persen secara tahunan," ujarnya.