5 Mitos Keuangan yang Dibantah Robert Kiyosaki
- Istimewa
Jakarta, VIVA – Pengusaha, investor sukses sekaligus motivator, Robert Kiyosaki, menyampaikan pandangannya terkait mispersepsi terhadap keuangan. Pria blasteran Jepang-Amerika itu menuliskan opini tersebut di dalam buku terkenal berjudul ‘Rich Dad, Poor Dad’ yang melambungkan namanya.
Buku tersebut dinilai bacaan inovatif terkait keuangan, investasi hingga pendidikan finansial. Sama halnya dengan Warren Buffet, Robert Kiyosaki juga mempunyai pemikiran yang anti mainstream. Di mana nasihat-nasihatnya cenderung kontras dengan pandangan umum.
Robert Kiyosaki memberikan saran praktis dan memberdayakan pembaca untuk mengatur masa depan finansial. Mulai dari upaya membangun kekayaan guna mencapai kemandirian finansial (financial freedom) yang jadi dambaan setiap individu.
Melansir dari Times Now, pria berusia 77 tahun juga memaparkan pemikiran yang bertentangan dengan kebijakan konvensional yang dituangkan dalam bukunya ‘Rich Dad, Poor Dad.’ Hal itu termasuk mitos umum tentang keuangan yang kerap menghambat seseorang meraih kesuksesan finansial.
1. Butuh Penghasilan Tinggi untuk Jadi Kaya
Banyak orang percaya kunci utama menjadi kaya memerlukan penghasilan tinggi. Gaji besar secara otomatis menghasilkan kekayaan dan memberikan keamanan finansial. Bagi Kiyosaki pemikiran tersebut hanyalah sebuah mitos belaka.
Menurut Robert Kiyosaki, menjadi kaya bukan seberapa banyak uang yang Anda hasilkan. Melainkan seberapa banyak uang yang dapat Anda simpan serta seberapa efektif Anda dalam mengelola dan menginvestasikannya.
Tokoh Rich Dad mengajarkan kemandirian finansial datang dari perolehan aset yang menghasilkan pendapatan pasif (dalam hal ini investasi). Robert Kiyosaki pun menekan pentingnya literasi finansial dan kemampuan melakukan investasi cerdas daripada hanya mengandalkan pendapatan tinggi.
2. Rumah adalah Aset Paling Berharga
Pandangan umum yang Robert Kiyosaki sebut sebagai mitos keuangan lainnya adalah keyakinan rumah merupakan aset terbesar. Ia berpendapat rumah belum tentu merupakan aset dalam arti finansial. Dalam buku 'Rich Dad, Poor Dad', Kiyosaki mendefinisikan aset sebagai sesuatu yang dapat menghasilkan uang.
Robert Kiyosaki tak menampik harga rumah yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Namun, rumah tak akan menjadi sumber cuan jika tidak dimanfaatkan sebagai aset investasi, misalnya disewakan. Kiyosaki lebih mendorong untuk fokus pada perolehan aset yang mampu menghasilkan uang, seperti properti sewaan, saham, dan membangun bisnis.
3. Menabung Jadi Kunci Kekayaan
Kebiasaan menabung nampaknya sudah diajarkan banyak para orang tua kepada anaknya. Tak jarang Ayah dan Bunda mengatakan menabung supaya cepat kaya kepada si kecil. Bagi Robert Kiyosaki hal tersebut hanyalah omong kosong.
Menabung memang bagian penting dalam mengelola keuangan, bagi Kiyosaki kegiatan menyimpan uang di rekening bank atau di celengan saja tak cukup untuk membangun kekayaan. Pasalnya, bank tak mampu mengimbangi inflasi sehingga daya beli uang yang Anda simpan semakin lama kian menurun.
Robert Kiyosaki lebih menyarankan melakukan investasi untuk menjadi kaya ketimbang hanya menabung. Investasi dapat mengembangkan kekayaan dengan memperoleh pendapatan tambahan dari keuntungan atas kenaikan aset investasi. Kiyosaki pun mendorong pentingnya pendidikan finansial untuk membantu Anda memahami berbagai instrumen investasi maupun membuat keputusan tepat dalam menavigasikan pertumbuhan finansial.
4. Utang Dianggap Hal Buruk
Utang sering dianggap sebagai sesuatu hal yang negatif. Pemikiran tersebut tak berlaku bagi investor sukses Jepang itu. Robert Kiyosaki membagi dua jenis utang, yakni utang baik dan utang buruk.
Utang buruk adalah kegiatan meminjam uang yang tidak menghasilkan pendapatan, contohnya kartu kredit untuk membeli barang-barang konsumtif. Sementara utang baik adalah memperoleh uang dari hasil pinjaman untuk menghasilkan pendapatan yang lebih besar, seperti mengambil hipotek untuk membeli atau membangun properti sewaan.
Robert Kiyosaki menjelaskan bagaimana memanfaatkan utang secara efektif dapat menjadi alat ampuh membangun kekayaan. Uang hasil pinjaman dapat digunakan berinvestasi untuk meraup pendapatan lebih. Sehingga Anda dapat mencapai financial freedom lebih cepat.
5. Harus Jadi Ahli untuk Berinvestasi
Salah satu alasan investasi belum banyak dilirik karena banyak orang percaya kegiatan penanaman modal hanya diperuntukan bagi ahli atau segelintir orang yang mempunyai pengetahuan khusus di bidang keuangan. Robert Kiyosaki dengan tegas menentang pemikiran ini yang justru akan menghalangi seseorang dalam membangun kekayaan di masa depan.
Bagi Robert Kiyosaki, siapa saja dapat belajar investasi dengan literasi sehingga mempunyai pola pikir yang tepat. Anda bisa membaca buku investasi, menghadiri seminar atau belajar dari kisah sukses investor ulung. Ia percaya bahwa dedikasi dan kemauan untuk belajar akan membuat seseorang menjadi 'ahli' dan meraih kesuksesan finansial sesuai harapan.