BPS Catat Juli 2024 RI Deflasi 0,18 Persen, Makanan Minuman hingga Tembakau Jadi Pendorong

[dok. Plt Kepala BPS, Amalia A. Widyasanti, dalam telekonferensi pers, Senin, 3 Juni 2024]
Sumber :
  • VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya

Jakarta, VIVA – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Juli 2024 terjadi deflasi sebesar 0,18 persen secara bulanan atau month to month (mtm). Sedangkan secara tahunan atau year on year (yoy) terjadi inflasi sebesar 2,13 persen.

Plt Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan secara bulanan, Indeks Harga Konsumen (IHK) mengalami penurunan dari 106,28 pada Juni menjadi 106,09 pada Juli 2024.

"Pada Juli 2024 terjadi deflasi sebesar 0,18 persen secara bulanan. Sementara itu secara yoy terjadi inflasi sebesar 2,13 persen, dan secara tahun kalender atau ytd terjadi inflasi sebesar 0,89 persen," ujar Amalia dalam konferensi pers, Kamis, 1 Agustus 2024.

Ilustrasi makanan impor.

Photo :
  • The Financial Express

Amalia menuturkan, deflasi bulan Juli ini menjadi yang terdalam bila dibandingkan Juni 2024, serta merupakan deflasi ketiga pada tahun 2024 ini.

Dia menjelaskan, kelompok pengeluaran penyumbang deflasi terbesar adalah makanan minuman tembakau dengan deflasi sebesar 0,97 persen. Dalam hal ini memberikan andil deflasi sebesar 0,28 persen.

Polsek Pesanggerahan Jakarta Selatan menggerebek kamar kos Kosan yang dijadikan tempat produksi narkoba jenis tembakau sintetis di rumah kos wilayah Jagakarsa, Jakarta Selatan, Senin 18 Maret 2024.

Photo :
  • VIVA.co.id/Andrew Tito

Adapun untuk komoditas yang memberikan andil inflasi antara lain cabai rawit dan beras dengan andil inflasi masing-masing sebesar 0,04 persen. Kemudian emas perhiasan, kopi bubuk, kentang , sigaret kretek mesin, dan sigaret kretek tangan dengan andil inflasi masing-masing sebesar 0,01 persen.

"Catatan lainnya adalah kelompok pendidikan juga memberikan andil inflasi terbesar yaitu 0,04 persen atau mengalami inflasi sebesar 0,69 persen," imbuhnya.